Bukan Lagi Isu, Hujan Mikroplastik Resmi Mengguyur Jakarta dan Sekitarnya

Selasa, 21 Oktober 2025 | 21:43 WIB
Bukan Lagi Isu, Hujan Mikroplastik Resmi Mengguyur Jakarta dan Sekitarnya
Menteri Lingkungan Hidup Hanif Faisol mengemukakan hujan mikroplastik terjadi di Kawasan Jakarta dan sekitarnya. [Suara.com/Bagaskara]
Baca 10 detik
  • Mikroplastik kini resmi mencemari air hujan di wilayah Jabodetabek.

  • Berasal dari sampah plastik di TPA yang terurai dan naik ke atmosfer.

  • Proyek waste-to-energy di Jakarta terkendala kesiapan lahan.

Suara.com - Menteri Lingkungan Hidup, Hanif Faisol, secara resmi mengungkap temuan mikroplastik dalam air hujan, menandakan bahwa polusi kini tidak hanya di darat dan air, tetapi juga jatuh dari langit.

Akar masalahnya, menurut Hanif, sangat jelas: sistem pengelolaan sampah yang masih barbar, mengandalkan penimbunan terbuka di Tempat Pembuangan Akhir (TPA).

Bagaimana Sampah di TPA Menjadi Hujan Plastik?

Hanif menjelaskan proses bagaimana sampah plastik di darat bisa berakhir di awan.

TPA yang terbuka membuat tumpukan plastik terpapar langsung oleh panas dan hujan, menyebabkannya terurai menjadi partikel-partikel kecil.

"Begitu panas, hujan terurai dia menjadi mikron. Mikron itulah bisa disebut dengan mikroplastik," kata Hanif di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (21/10/2025).

Partikel mikroskopis ini kemudian terbawa oleh angin kencang, naik ke atmosfer, dan melalui proses kondensasi, turun kembali ke bumi bersama air hujan.

Ia meyakini bahwa hal ini merupakan ancaman ganda yang mencemari udara dan sumber air.

"Karena sampah plastik tidak segera ditangani," tegasnya.

Baca Juga: BRIN Temukan Mikroplastik dalam Hujan, Pemprov DKI: Ini Alarm Lingkungan

Untuk solusi jangka panjang, Kementerian Lingkungan Hidup menargetkan implementasi teknologi waste-to-energy.

Wilayah seperti Bekasi, Tangerang, dan Bogor sudah masuk dalam target.

Namun, untuk Jakarta, proyek vital ini justru terhambat masalah lahan.

"Kami minta segera ini diperhatikan, karena serius kondisi pencemarannya cukup besar di Jakarta. Kalau kita tidak segera tangani ya tadi. Selain pencemaran air, pencemaran udara melalui mikroplastik," ujarnya.

Hanif menegaskan bahwa temuan ini seharusnya mengakhiri perdebatan dan mendorong tindakan nyata.

Prioritas saat ini bukan lagi meneliti, melainkan mengeksekusi solusi pengelolaan sampah secara total.

×
Zoomed

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI