Mendikdasmen Soroti Fenomena 'Xenomania', Sebut Anak Muda Lebih Bangga Bahasa Asing

Rabu, 29 Oktober 2025 | 15:36 WIB
Mendikdasmen Soroti Fenomena 'Xenomania', Sebut Anak Muda Lebih Bangga Bahasa Asing
Menteri Dikdasmen Abdul Mu'ti. (Suara.com/Fakhri)
Baca 10 detik
  • Mendikdasmen soroti fenomena xenomania, generasi muda lebih bangga menggunakan bahasa asing.

  • Kecenderungan ini dinilai dapat mengikis rasa kebangsaan dan identitas bangsa.

  • Pemerintah berkomitmen memperkuat peran bahasa Indonesia dalam dunia pendidikan sebagai solusinya.

Suara.com - Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Dikdasmen) Abdul Mu'ti menyoroti fenomena xenomania—kesukaan berlebihan terhadap hal-hal dari luar negeri—yang menjangkiti generasi muda. Menurutnya, dampak perkembangan teknologi membuat banyak anak bangsa justru merasa lebih bangga menggunakan kosakata asing ketimbang bahasa Indonesia.

Dalam acara Puncak Gelar Bulan Bahasa di Jakarta, Selasa (28/10/2025), Mu'ti menyatakan bahwa penggunaan bahasa asing yang berlebihan di ruang digital dapat mengikis rasa kebangsaan.

"Alih-alih menggunakan kosakata dalam bahasa Indonesia, banyak dari kita yang justru merasa lebih bangga menggunakan kosakata dalam bahasa asing," ujarnya.

Menanggapi tantangan tersebut, serta masalah lain seperti maraknya ujaran kebencian dan rendahnya literasi, Mu'ti menegaskan komitmen kementeriannya untuk memperkuat peran bahasa Indonesia. Ia menekankan bahwa pendidikan harus menjadi garda terdepan dalam menjaga kedaulatan bahasa.

"Bahasa Indonesia harus menjadi penghela ilmu pengetahuan, alat berpikir dan bernalar, wahana pembentukan karakter, serta wadah ekspresi dan kreativitas," pesannya.

Mu'ti berharap, penguatan ini akan membuat generasi muda mampu berpikir, berbicara, dan berkarya dengan bangga menggunakan bahasa Indonesia, tanpa harus kehilangan kemampuan untuk bersaing di tingkat global.

×
Zoomed

VIDEO TERKAIT

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI