Dari Blitar, Megawati Inisiasi Gagasan 'KAA Plus', Bangun Blok Baru Negara Global Selatan

Sabtu, 01 November 2025 | 16:15 WIB
Dari Blitar, Megawati Inisiasi Gagasan 'KAA Plus', Bangun Blok Baru Negara Global Selatan
Ketua Umum PDI Perjuangan (PDIP) Megawati Soekarnoputri. (Suara.com/Bagaskara)
Baca 10 detik
  • Forum ini diharapkan menjadi wadah permanen bagi negara-negara Global South untuk membangun masa depan bersama.
  • Ketergantungan ekonomi dan teknologi terhadap negara maju semakin tinggi.
  • Megawati menilai bahwa diplomasi internasional ke depan tidak bisa lagi berlandaskan kekuatan militer atau dominasi ekonomi semata.

Suara.com - Ketua Umum PDI Perjuangan (PDIP) Megawati Soekarnoputri yang sekaligus Presiden kelima Republik Indonesia Megawati Soekarnoputri melontarkan gagasan pembentukan “Konferensi Asia–Afrika Plus” (Asia-Africa Plus Conference).

Hal itu disampaikan Megawati di tengah semangat memperingati 70 tahun Konferensi Asia-Afrika (KAA) di Kota Blitar, Jawa Timur, Sabtu (1/11/2025).

“Saya mengusulkan pentingnya penyelenggaraan ‘Konferensi Asia-Afrika Plus’ sebuah forum lanjutan dalam format yang lebih luas, mencakup negara-negara Asia, Afrika, dan Amerika Latin,” ujar Megawati.

“Forum ini diharapkan menjadi wadah permanen bagi negara-negara Global South untuk membangun masa depan bersama, yang bebas dari ketimpangan, hegemoni, dan ketidakadilan struktural global," sambungnya.

Gagasan “KAA Plus” ini menegaskan semangat Bandung 1955 dalam konteks abad ke-21.

Jika enam dekade lalu KAA mempersatukan negara-negara yang baru merdeka melawan kolonialisme, kini Megawati menyerukan solidaritas baru untuk menghadapi ketimpangan ekonomi, hegemoni teknologi, dan dominasi geopolitik.

“Jika pada 1955 Bung Karno dan para pemimpin dunia ketiga mampu mengguncang tatanan kolonial, maka pada abad ke-21 kita juga mampu mengguncang tatanan digital dan ekonomi yang tidak adil,” tegasnya.

Seruan ini sejalan dengan tren global: negara-negara Global South kini semakin memperkuat koordinasi lewat forum seperti BRICS Plus, G77 + China, dan Non-Aligned Movement Revival. Namun, forum yang menyatukan Asia, Afrika, dan Amerika Latin secara permanen belum ada.

Ide “KAA Plus” menjadi langkah diplomasi strategis untuk mengisi ruang itu.

Baca Juga: Peringatan Megawati Buat Dunia: Penjajahan Kini Hadir Lewat Algoritma dan Data

Megawati menekankan bahwa arsitektur global saat ini masih timpang. Menurut data World Bank (2025), 84 negara Global South menampung lebih dari 75% populasi dunia, tetapi hanya menguasai sekitar 37% PDB global.

Di sisi lain, ketergantungan ekonomi dan teknologi terhadap negara maju semakin tinggi.

Laporan UNCTAD 2024 juga menyoroti bahwa negara berkembang hanya menerima 15% investasi global di sektor teknologi tinggi, memperlebar kesenjangan inovasi.

“Asia, Afrika, dan Amerika Latin perlu membangun arsitektur baru ekonomi dan teknologi global yang lebih setara,” katanya.

Megawati menilai bahwa diplomasi internasional ke depan tidak bisa lagi berlandaskan kekuatan militer atau dominasi ekonomi semata. Dunia memerlukan moralitas peradaban, sebagaimana pernah diserukan Bung Karno dalam pidatonya di PBB tahun 1960 berjudul To Build the World Anew.

“Dunia yang baru tidak boleh dibangun di atas kekuasaan dan ketakutan, tetapi di atas kesetaraan, solidaritas, dan kemanusiaan,” ujarnya.

×
Zoomed

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI