Hari Terakhir Modifikasi Cuaca, BMKG Klaim Curah Hujan Turun 43 Persen

Senin, 03 November 2025 | 10:35 WIB
Hari Terakhir Modifikasi Cuaca, BMKG Klaim Curah Hujan Turun 43 Persen
Petugas membawa bahan semai untuk Operasi Modifikasi Cuaca (OMC) di Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta. [ANTARA FOTO/Asprilla Dwi Adha]
Baca 10 detik
  • Modifikasi cuaca itu telah dilakukan sejak 25 Oktober dan hari ini menjadi yang terakhir.  
  • OMC terbukti mampu menekan curah hujan secara signifikan.
  • BMKG memantau adanya indikasi awal La Niña lemah di Samudra Pasifik yang disertai penguatan angin timuran.

Suara.com - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) bersama Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) akan lakukan Operasi Modifikasi Cuaca (OMC) di Jawa Tengah dan Jawa Barat untuk mengurangi risiko banjir dan tanah longsor menjelang puncak musim hujan.

Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati, menyampaikan OMC terbukti mampu menekan curah hujan secara signifikan.

Di Jawa Tengah, pengurangan curah hujan mencapai 43,26 persen, sementara di Jawa Barat mencapai 31,54 persen.

“OMC menjadi contoh nyata bagaimana sains dan kolaborasi lintas lembaga dapat langsung membantu masyarakat menghadapi ancaman bencana hidrometeorologi,” kata Dwikorita dalam keterangannya, Senin (3/10/2025).

Modifikasi cuaca itu telah dilakukan sejak 25 Oktober dan hari ini menjadi yang terakhir. Pemilihan waktu itu bertepatan dengan fase awal masuknya musim hujan di sebagian besar wilayah Indonesia.

Berdasarkan analisis BMKG, curah hujan tinggi hingga sangat tinggi dengan kisaran di atas 150 milimeter per dasarian berpotensi terjadi di sejumlah daerah, termasuk Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Bali, Nusa Tenggara, Kalimantan Barat, dan Sulawesi Selatan.

Dwikorita menegaskan, kesiapsiagaan terhadap potensi banjir, banjir bandang, dan tanah longsor perlu ditingkatkan, terutama di wilayah dengan topografi curam dan daerah aliran sungai.

Ia juga mengingatkan bahwa periode aktif siklon tropis di wilayah selatan Indonesia mulai meningkat pada November, sehingga ancaman cuaca ekstrem dapat muncul sewaktu-waktu.

Seorang anak memakai jas hujan saat melintasi banjir di Kutabumi, Kabupaten Tangerang, Banten, Kamis (11/9/2025). [ANTARA FOTO/Putra M. Akbar/YU]
Ilustrasi hujan deras. [ANTARA FOTO/Putra M. Akbar]

Selain itu, BMKG memantau adanya indikasi awal La Niña lemah di Samudra Pasifik yang disertai penguatan angin timuran.

Baca Juga: Prediksi Cuaca Hari Ini 2 November 2025: Waspada Hujan Petir di Sejumlah Kota

Meski demikian, fenomena tersebut diperkirakan tidak akan memberikan dampak signifikan terhadap peningkatan curah hujan nasional.

Dwikorita menambahkan, puncak musim hujan tahun ini berpotensi berlangsung lebih panjang dari biasanya.

"Apabila dapat dimitigasi dengan tepat, maka musim hujan dan puncak musim hujan yang diprediksi akan lebih panjang dari normalnya ini, akan menjadi bermanfaat bagi pertanian dan untuk mendukung ketahanan pangan," tuturnya.

×
Zoomed

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI