Sejarah Terukir di Samarkand: Bahasa Indonesia Disahkan sebagai Bahasa Resmi UNESCO

Chandra Iswinarno Suara.Com
Rabu, 05 November 2025 | 00:19 WIB
Sejarah Terukir di Samarkand: Bahasa Indonesia Disahkan sebagai Bahasa Resmi UNESCO
Delegasi Indonesia di General Conference UNESCO ke-43, Mendikdasmen Prof Abdul Mu"ti, Duta Besar RI untuk Uzbekistan Siti Ruhaini Dzuyatin, Duta Besar RI untuk Perancis/Delegasi Tetap UNESCO di Paris. [Dok]
Baca 10 detik
  • Bahasa Indonesia resmi disahkan sebagai bahasa sidang dalam Konferensi Umum ke-43 UNESCO di Samarkand.

  • Pencapaian ini merupakan puncak dari upaya diplomasi dan program internasionalisasi bahasa BIPA di 57 negara.

  • Langkah selanjutnya adalah memperjuangkan Bahasa Indonesia menjadi salah satu bahasa resmi PBB.

Suara.com - Dalam sebuah momentum bersejarah, Konferensi Umum (General Conference) UNESCO ke-43 secara resmi mengesahkan Bahasa Indonesia sebagai salah satu bahasa resmi yang digunakan dalam forum tersebut.

Keputusan tersebut ditetapkan dalam Konferensi Umum UNESCO di Samarkand, Uzbekistan, sekaligus sebagai kali pertama digelar di luar markas besarnya di Paris, Prancis pada Selasa (4/10/2025).

Penetapan ini bukan hanya sebuah kemenangan diplomasi, tetapi juga menjadi puncak peringatan Hari Sumpah Pemuda ke-97, yang 97 tahun lalu mendeklarasikan satu tanah air, satu bangsa, dan satu bahasa persatuan: Bahasa Indonesia.

Duta Besar RI untuk Uzbekistan, Siti Ruhaini Dzuhayatin, yang turut menyaksikan langsung pengesahan ini, menyatakan kebanggaannya atas pencapaian tersebut.

Menurutnya, langkah ini adalah fondasi untuk perjuangan yang lebih besar di panggung dunia.

“Hari ini, Bahasa Indonesia mendunia di forum umum UNESCO dan perlu terus diperjuangkan sebagai bahasa resmi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dan forum internasional lainnya,” ujarnya.

Lebih lanjut, ia menegaskan bahwa momentum bersejarah ini semakin memperkuat marwah dan reputasi Indonesia, seiring dengan peran penting dan strategis yang dimainkan oleh Presiden Prabowo Subianto di kancah internasional.

"Ini adalah momentum strategis Indonesia back to the global map,” tegas Duta Besar Ruhaini.

Buah Diplomasi dan Internasionalisasi Bahasa

Baca Juga: Surat Kartini Jadi Memori Dunia UNESCO: Ini Maknanya bagi Perjuangan Kesetaraan Gender Masa Kini

Keberhasilan ini merupakan buah dari kerja keras delegasi Indonesia yang dipimpin oleh Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah, Prof Abdul Mu'ti, bersama Duta Besar RI untuk Prancis/Delegasi Tetap UNESCO di Paris dan Duta Besar RI untuk Uzbekistan.

Sesaat setelah pengesahan, delegasi Indonesia menerima ucapan selamat dari perwakilan berbagai negara, menandakan dukungan komunitas internasional.

Upaya menjadikan Bahasa Indonesia sebagai bahasa global tidak terjadi dalam semalam.

KBRI Tashkent, misalnya, mendukung penuh upaya internasionalisasi melalui program Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing (BIPA).

Saat ini, BIPA diajarkan sebagai bahasa asing pertama di Tashkent State University of Oriental Studies.

Secara global, program BIPA telah diajarkan di 57 negara di seluruh dunia dengan dukungan penuh dari seluruh Perwakilan Republik Indonesia, menunjukkan komitmen sistematis pemerintah dalam mempromosikan bahasanya.

×
Zoomed

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI