- Rismon melabeli Indonesia sebagai "bangsa pengecut" jika tidak ada lagi yang berani melanjutkan pengusutan kontroversi ijazah Presiden Joko Widodo
- Ia secara terbuka mengajak seluruh lapisan masyarakat untuk tidak takut dan tidak mau "diinjak-injak" oleh dinasti politik yang dibangun oleh Jokowi
- Keraguan Rismon didasarkan pada analisis perubahan pernyataan Jokowi dari tahun 2017 hingga 2025 mengenai sosok dosen pembimbing skripsinya di UGM
Rismon membedah jejak digital pernyataan Jokowi. Ia mengurai bagaimana narasi tentang dosen pembimbing itu berubah seiring berjalannya waktu, yang menurutnya mengindikasikan adanya kejanggalan serius.
"Jadi kita bisa menyimpulkan Joko Widodo tahun 2017 menyatakan Pak Kasmujo, meskipun tidak eksplisit, Pak Kasmujo adalah dosen pembimbing skripsinya," jelas Rismon.
Namun, pengakuan itu tidak konsisten. "Delapan tahun kemudian dikoreksi menjadi hanya dosen pembimbing akademik. Lalu, dikoreksi lagi, menjadi dosen pembimbing saja,” katanya.
Analisis tajam Rismon berujung pada sebuah kesimpulan yang sangat berani, meragukan status kelulusan Presiden dari kampus ternama tersebut.
"Dari 2017 dikoreksi 2025 sudah konfirm dia itu tidak pernah meluluskan sarjana dari UGM," katanya. (Safelia Putri)