- BNPB secara resmi melakukan operasi modifikasi cuaca untuk mengendalikan curah hujan di lokasi longsor Cilacap, yang selama ini menjadi penghambat utama proses evakuasi
- Keberhasilan operasi modifikasi cuaca ini sangat bergantung pada kondisi angin dan faktor alam lainnya, meskipun telah melibatkan ahli dari BMKG untuk proses identifikasi dan penyemaian awan
- Upaya ini krusial untuk memaksimalkan waktu kerja tim SAR yang terbatas, di mana hingga kini masih ada 11 korban hilang yang perlu segera ditemukan dari total 21 korban tertimbun
Suara.com - Upaya pencarian korban longsor di Desa Cibeunying, Cilacap, Jawa Tengah, kini tak hanya berpacu dengan waktu, tetapi juga dengan cuaca. Untuk mengatasi hujan deras yang terus menghambat proses evakuasi, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mengerahkan teknologi modifikasi cuaca (TMC) sejak Minggu (16/11).
Langkah strategis ini diambil untuk memberikan 'jendela cuaca' yang cerah bagi tim SAR gabungan agar dapat bekerja lebih maksimal mencari 11 korban yang dilaporkan masih tertimbun material longsor.
Deputi Bidang Penanganan Darurat BNPB, Mayjen TNI Budi Irawan, menjelaskan bahwa operasi 'menghalau' hujan ini melibatkan para ahli dari BMKG yang diterbangkan langsung menggunakan pesawat pemantau. Namun, keberhasilannya sangat bergantung pada faktor alam yang tak terduga.
“Kami berharap bisa berhasil ya, karena ini tergantung dengan angin,” ujar Budi Irawan saat meninjau lokasi bencana bersama Gubernur Jawa Tengah, Achmad Luthfi, sebagaimana dilansir Antara, Minggu (16/11/2025).
Ia memaparkan, tugas ahli BMKG di udara adalah mengidentifikasi awan yang memiliki kandungan air potensial sebelum dilakukan proses penyemaian garam. Jika semua berjalan sesuai prediksi, hujan lebat dapat dihindari.
“Kalau turun paling rintik. Tapi kalau angin di luar prediksi, ya hujan akan turun juga,” katanya, menggarisbawahi tantangan dalam operasi ini.
Dukungan penuh terhadap intervensi teknologi ini juga datang dari pemerintah daerah. Gubernur Jateng, Ahmad Luthfi, dalam rapat evaluasi di Posko Lapangan, menegaskan bahwa koordinasi untuk mengatasi kendala cuaca menjadi prioritas utama.
“Sudah diminta untuk modifikasi cuaca, dan sudah dilakukan oleh BNPB,” ucap Luthfi.
Kepala Pelaksana BPBD Jawa Tengah, Bergas Catursasi Penanggungan, menambahkan bahwa cuaca buruk telah menjadi persoalan serius sejak hari pertama pencarian. Tim SAR hanya memiliki waktu efektif yang sangat terbatas untuk melakukan operasi penyelamatan.
Baca Juga: Percepat Penanganan, Gubernur Ahmad Luthfi Cek Lokasi Tanah Longsor Cibeunying Cilacap
“Waktunya hanya bisa dimulai pukul 06.00 WIB hingga 18.00 WIB. Dengan evaluasi yang ada, BNPB melakukan operasi modifikasi cuaca agar dapat mengurangi hujan di lokasi,” jelas Bergas.
Hingga Minggu (16/11) siang, data sementara dari Basarnas mencatat sebanyak 10 jenazah korban telah berhasil ditemukan, sementara 11 orang lainnya masih dalam status pencarian di tengah tumpukan material longsor.