- Asosiasi Produsen Durian (DMA) secara resmi meminta pemerintah Malaysia untuk menetapkan durian sebagai buah nasional, dengan argumen utama sebagai simbol pemersatu dan identitas bangsa
- Indonesia, melalui Menteri Zulkifli Hasan, menolak wacana tersebut dengan menyodorkan data produksi yang jauh lebih unggul (hampir 2 juta ton pada 2024) dan keanekaragaman hayati yang lebih kaya (21 dari 27 spesies durian dunia)
- Pemerintah Malaysia saat ini sedang dalam tahap meninjau dan mengkaji usulan tersebut secara komprehensif, sementara Indonesia bersiap memperkuat branding "Durian Nusantara" di kancah global
Kepercayaan diri ini diperkuat dengan status "geographical indication" (GI) untuk durian Musang King yang baru saja diperpanjang hingga Maret 2034, yang secara hukum melindungi nama dan asal-usulnya.
“Perpanjangan GI ini seperti cap paspor bagi Musang King,” tutur Chan. “Itu membuktikan bahwa durian ini benar-benar berasal dari Malaysia. Kita semua bisa bangga, karena ini menunjukkan bahwa para petani dan produsen kita telah membangun merek global dari akar lokal,” sambungnya.
Pihak pemerintah Malaysia pun telah menerima permohonan tersebut. Direktur Jenderal Departemen Pertanian Malaysia, Nor Sam Alwi, menegaskan bahwa keputusan sebesar ini memerlukan kajian yang komprehensif dan tidak bisa diambil terburu-buru.
“Keputusan untuk menobatkan sebuah buah sebagai buah nasional harus melalui pertimbangan menyeluruh oleh berbagai lembaga pemerintah,” jelasnya kepada The Star.
Faktor-faktor seperti dampak sosial ekonomi, nilai ekspor, warisan budaya, dan kontribusi terhadap sektor pertanian akan menjadi pertimbangan utama.
"Saat ini, kementerian sedang meninjau usulan ini bersama departemen dan lembaga terkait untuk memastikan keputusan yang diambil dilakukan secara hati-hati dan menyeluruh,” kata dia.