-
Warga Muara Angke habiskan hingga Rp1 juta per bulan untuk membeli air bersih.
-
PAM Jaya akan bangun jaringan perpipaan baru untuk atasi krisis air di wilayah tersebut.
-
Air bersih ditargetkan akan mengalir ke rumah-rumah warga pada Triwulan II tahun 2026.
Suara.com - Warga Kampung Nelayan di RW 22 Muara Angke, Jakarta Utara, yang selama ini harus mengeluarkan hingga Rp1 juta per bulan untuk membeli air bersih, akhirnya akan segera mendapatkan akses air perpipaan. PT PAM Jaya berjanji akan membangun jaringan baru untuk mengakhiri krisis air di wilayah tersebut.
Kondisi air tanah yang payau memaksa warga untuk membeli air olahan dari pedagang keliling dengan harga Rp2.000 hingga Rp3.000 per jeriken, sebuah beban yang sangat memberatkan perekonomian mereka.
Direktur Utama PAM Jaya, Arief Nasrudin, mengonfirmasi bahwa pihaknya telah menerima laporan mengenai krisis air di Muara Angke, yang memang belum tersambung jaringan perpipaan resmi.
Menanggapi hal ini, PAM Jaya akan membangun jaringan baru dan menargetkan air bersih dapat mengalir pada Triwulan II tahun 2026. Hingga kini, sudah ada 200 dari potensi 1.700 rumah yang telah mendaftar untuk sambungan baru.
"Warga Muara Angke berhak mendapatkan akses air minum perpipaan yang layak, stabil, dan terjangkau. Dengan jaringan perpipaan PAM JAYA, masyarakat tidak lagi terbebani biaya air yang tinggi," ujar Arief kepada wartawan, Selasa (18/11/2025).
Arief menegaskan bahwa langkah ini bukan sekadar respons sesaat terhadap keluhan yang viral, melainkan bagian dari komitmen jangka panjang untuk menghadirkan keadilan akses air bersih di seluruh Jakarta.
"PAM JAYA berkomitmen untuk memastikan air bersih tidak lagi menjadi mimpi, tetapi menjadi kenyataan di setiap rumah warga," pungkasnya.