Pengamat UGM Nilai Jokowi Melemah dan Kaesang Tak Mampu, Mimpi PSI Tembus Senayan 2029 Bakal Ambyar?

Kamis, 20 November 2025 | 17:14 WIB
Pengamat UGM Nilai Jokowi Melemah dan Kaesang Tak Mampu, Mimpi PSI Tembus Senayan 2029 Bakal Ambyar?
Ketua Umum Partai Solidaritas Indonesia (PSI), Kaesang Pangarep. (Foto dok. PSI)
Baca 10 detik
  • Alfath menilai bergantungnya PSI pada figur Jokowi kini justru menjadi bumerang. Bukan lagi sebagai penopang partai namun beban.
  • Kaesang dinilai belum memiliki kapasitas organisasi yang mumpuni untuk membawa PSI naik kelas.
  • Perubahan strategi dan ideologi PSI justru membawa partai itu menjauh dari basis idealismenya sendiri.

Suara.com - Kepercayaan diri Partai Solidaritas Indonesia (PSI) dan ketua umumnya, Kaesang Pangarep, yang yakin bisa mengusung calon gubernur sendiri serta menembus parlemen pada Pemilu 2029 dinilai sebagai bentuk optimisme yang tidak berpijak pada realitas politik.

Pengamat Politik UGM, Alfath Bagus Panuntun El Nur Indonesia, menilai langkah PSI justru menunjukkan kegagalan membaca peta kekuatan mereka sendiri.

Menurutnya sikap percaya diri saja tidak cukup untuk mengubah fakta politik yang ada.

"Ya, pertama politisi memang bagus ya bersikap optimis gitu. Tapi kita harus melihat bagaimana bumi dipijak langit dijunjung," kata Alfath kepada Suara.com, Kamis (20/11/2025).

Dalam hal ini, Alfath menyoroti gelaran Pemilu 2024 lalu yang kala itu PSI sudah mendapat dukungan penuh dari Presiden Jokowi, yang notabene masih sangat dominan di panggung politik nasional.

Kendati demikian, perolehan suara PSI tetap stagnan di kisaran dua persen saja hingga terperosok dari ambang batas parlemen.

Kondisi itu, menurut Dosen Departemen Politik dan Pemerintahan (DPP) Fisipol UGM ini, menjadi bukti kuat bahwa PSI tidak benar-benar mampu mengonversi popularitas tokoh menjadi suara elektoral.

"Kalau kita lihat di 2024 yang pada saat itu sudah disupport oleh kekuasaan Jokowi yang saat itu masih famous gitu ya. Kemudian suaranya hanya sekitar 2 persen-an saja," ujarnya.

Alfath menilai bergantungnya PSI pada figur Jokowi kini justru menjadi bumerang. Bukan lagi sebagai penopang partai namun beban.

Baca Juga: PSI Tegaskan Posisi: Tetap Pro-Jokowi dan Siap Kawal Pemerintahan Prabowo-Gibran

Belum lagi dengan ketokohan Jokowi yang kian melemah akibat berbagai serangan isu, termasuk kontroversi ijazah yang ikut menyeret Gibran.

Sementara Kaesang, yang kini memimpin partai, dinilai belum memiliki kapasitas organisasi yang mumpuni untuk membawa PSI naik kelas.

"Di 2029 saya kira sih masih sangat sulit seperti untuk PSI lolos parlemen karena ketokohan Jokowi makin hari makin lemah, diserang sana sini, isu ijazah, bahkan Gibran juga isu ijazahnya juga diserang kayak gitu," tuturnya.

Pengamat politik UGM Alfath Bagus Panuntun El Nur Indonesia. (Suara.com/Hiskia)
Pengamat politik UGM Alfath Bagus Panuntun El Nur Indonesia. (Suara.com/Hiskia)

"Kemudian Kaesang yang tidak cukup mampu untuk mengkonsolidasikan juga saya kira ini jadi tantangan besar ya, ini problem berat buat PSI," katanya menambahkan.

Ketika ditanya apakah target PSI di 2029 hanya akan menjadi mimpi yang terulang, Alfath tidak menampik. Ia mengatakan PSI kini berada dalam kondisi disorientasi dan gagal mempertahankan identitas awalnya sebagai partai progresif dan antikorupsi.

"Bisa jadi ya (mimpi yang berulang). PSI mengalami disorientasi dan kegagalan ini ya dalam konteks bagaimana mengalami penuaan dini," ucapnya.

×
Zoomed

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI