-
Akses Geumpang-Pameu (Pidie-Aceh Tengah) mulai terbuka untuk kendaraan roda empat, menunjukkan progres penting pemulihan transportasi pascabencana longsor dan banjir.
-
Akses vital menuju Kota Takengon masih lumpuh total karena kerusakan parah, termasuk jalan amblas dan jembatan putus, yang memerlukan upaya berat untuk perbaikan.
-
Pejabat menargetkan akses ke Takengon terbuka dalam dua minggu, tetapi tantangannya besar, seperti 82 titik longsor di rute lain, memerlukan dukungan alat berat ekstra.
Suara.com - Upaya memulihkan denyut nadi transportasi di Provinsi Aceh pascabencana banjir bandang dan tanah longsor terus dikebut. Kabar baik bercampur tantangan berat datang dari jalur lintas tengah yang menghubungkan Kabupaten Pidie dan Aceh Tengah.
Setelah berhari-hari terisolir, akses jalan nasional dari Geumpang menuju Pameu akhirnya mulai menunjukkan titik terang.
Kendaraan roda empat kini dilaporkan sudah bisa melintasi jalur Geumpang-Pameu, Kecamatan Rusip Antara.
Namun, euforia ini harus ditahan sejenak karena akses menuju pusat keramaian utama, yakni Kota Takengon masih lumpuh total dan belum berhasil ditembus.
Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) 3.2 Provinsi Aceh, Chandra Irawan, mengonfirmasi progres pembukaan jalan yang vital bagi distribusi logistik tersebut.
"Sampai hari ini, alhamdulillah sudah mulai lancar dari ruas jalan Geumpang - Pameu Kecamatan Rusip Antara," kata Chandra dilansir dari Antara, Jumat (5/12/2025).
Bagi relawan kemanusiaan atau warga yang hendak menuju Takengon via jalur ini, harap bersabar. Chandra menjelaskan bahwa medan perang sesungguhnya ada pada rute lanjutan dari Pameu ke Genting Gerbang menuju Simpang Uning Takengon. Di ruas ini, kerusakan infrastruktur sangat parah.
Jalanan tidak hanya tertutup tanah, melainkan amblas hingga terputus total. Kondisi ini diperparah dengan hilangnya akses jembatan yang tersapu banjir.
"Serta, beberapa jembatan terputus, sehingga sampai saat ini kami masih terus berusaha untuk membuka akses jalan agar bisa tembus ke Kota Takengon," ujarnya.
Baca Juga: Aceh Tamiang Mencekam: Ferry Irwandi Menangis Harap Bantuan, Minta Warga Terus Bertahan
Meski dihadang kendala BBM dan medan berat, optimisme tetap dijaga. Pihak Balai Pelaksanaan Jalan Nasional menargetkan akses menuju Kota Dingin Takengon bisa terbuka dalam dua minggu ke depan.
"Dua minggu kita usahakan bisa akses ke Takengon. Mohon dukungan dan doa dari semuanya," kata Chandra.
Tantangan serupa juga disampaikan oleh Sekretaris Daerah (Sekda) Aceh, M Nasir. Dalam laporannya, ia menyoroti betapa masifnya kerusakan di jalur menuju Bener Meriah dan Aceh Tengah. Jalur distribusi logistik masih tersendat karena banyaknya titik longsor yang belum teratasi.
“Pada saat posisi di KM 21, masih ada 82 titik longsor. Artinya menuju Bener Meriah bukan hal mudah, sehingga dibutuhkan kerja keras semua tim, terutama penggunaan alat berat, supaya proses pembersihan dan pembuatan kembali jalan tersebut segera selesai," tegas M Nasir.
Angka 82 titik longsor di satu ruas jalan menggambarkan betapa dahsyatnya dampak bencana hidrometeorologi kali ini. Alat berat menjadi ujung tombak untuk mengikis material tanah yang menutup aspal.
Berdasarkan data sementara dari Posko Tanggap Darurat Aceh hingga Kamis (4/12) malam, total kerusakan infrastruktur di Aceh sangat mencengangkan. Tercatat sebanyak 442 titik jalan dan 224 titik jembatan mengalami kerusakan.