suara kasih paham

Jakarta Bakal Dipantau 1.000 Kamera ETLE pada 2026, Sudah Siap Jadi Smart City?

Selasa, 09 Desember 2025 | 16:17 WIB
Jakarta Bakal Dipantau 1.000 Kamera ETLE pada 2026, Sudah Siap Jadi Smart City?
Ilustrasi Jakarta bakal dipantai 1000 kamera ETLE. (Suara.com)
Baca 10 detik
  • Jakarta berambisi menjadi Smart City dengan target 1000 kamera ETLE tahun depan untuk penegakan hukum digital.
  • Sistem ETLE telah meningkatkan pencatatan pelanggaran dan mengurangi total pelanggaran, serta membantu memberantas pungutan liar.
  • Walaupun efektif, sistem ETLE sempat mengalami masalah salah sasaran tilang yang kemudian disediakan kolom bantahan resmi.

Suara.com - Setiap kali lampu lalu lintas menyala merah di persimpangan Jakarta, ada dua pilihan yang kerap muncul di benak pengendara: melaju sedikit lagi atau menahan diri. Kini, pilihan itu tak lagi sekadar soal keberanian atau kebiasaan, tetapi juga kesadaran.

Kamera-kamera ETLE yang perlahan memenuhi sudut kota membuat jalanan Jakarta bukan hanya lebih terawasi, tetapi juga memaksa warganya berdamai dengan disiplin.

Di tengah ambisi Jakarta menembus 50 besar kota global dunia, digitalisasi penegakan hukum menjadi potret kecil dari perubahan besar yang sedang dibangun: menuju Smart City.

Tahun depan, Korlantas Polri mendapat dukungan Pemprov DKI Jakarta untuk memperkuat penegakan hukum berbasis digital lewat target pemasangan 1000 kamera Electronic Traffic Law Enforcement (ETLE).

Lantas, benarkah Jakarta siap lepas landas menuju tahap Smart City lewat keseriusan mereka mengembangkan sistem digital?

ETLE dan Efisiensinya Tindak Pelanggar Lalu Lintas Jakarta

Electronic Traffic Law Enforcement (ETLE) adalah sistem tilang elektronik nasional di Indonesia yang memanfaatkan teknologi kamera CCTV dan perangkat lunak untuk merekam pelanggaran lalu lintas secara otomatis tanpa interaksi petugas.

Sistem ini menangkap pelanggaran seperti menerobos lampu merah, tidak pakai helm atau sabuk pengaman, melawan arus dan lain-lain, dengan sanksi denda yang dibayarkan secara elektronik.

Teknologi dalam ETLE juga memungkinkan sistem untuk memverifikasi data kendaraan pelanggar untuk mengirim surat konfirmasi tilang ke pemilik kendaraan.

Baca Juga: Terungkap! Pesepeda yang Tewas Tabrak Bus TransJakarta Ternyata Vice President Sekretaris SKK Migas

Di Jakarta, penerapan ETLE diklaim menunjukkan hasil signifikan dari tahun ke tahun. 

Sampai menjelang akhir 2025 ini, keberadaan 127 kamera ETLE di wilayah Jakarta membuat catatan pelanggaran lalu lintas meningkat 500 persen dari tahun lalu.

Lewat pemasangan 1000 kamera ETLE, Kepala Korlantas Polri Irjen Agus Suryonugroho menargetkan perluasan penindakan hukum berbasis ETLE di wilayah Polda Metro Jaya tahun depan.

"Jadi, 95 persen Polantas akan melakukan pendekatan hukum dengan ETLE," kata Agus, Senin (8/12/2025).

Infografia dampak ETLE terhadap efektivitas penindakan pelanggaran lalu lintas. (Suara.com)
Infografia dampak ETLE terhadap efektivitas penindakan pelanggaran lalu lintas. (Suara.com)

ETLE Efektif, Tapi Belum 100 Persen Ubah Kebiasaan Pengguna Jalan

Kehadiran ETLE di wilayah Jakarta juga terbilang ampuh dalam menekan angka pelanggaran lalu lintas.

Menurut data Operasi Zebra di wilayah Polda Metro Jaya pada 17-30 November 2025, jumlah pelanggaran lalu lintas turun 16 persen dibanding tahun lalu. 

Hendra, salah satu pengguna kendaraan pribadi pun bercerita bahwa keberadaan kamera-kamera ETLE ikut mengubah kebiasaannya.

Bekerja di kawasan Kebon Sirih, Jakarta Pusat yang sudah terpantau ETLE, Hendra kini jadi berpikir dua kali sebelum memaksakan diri menerobos lampu merah di detik-detik terakhir.

"Daripada kerekam kamera kan," tuturnya sambil tertawa saat berbincang santai dengan Suara.com, Selasa (9/12/2025).

Namun di sisi lain, tetap masih ada pengguna jalan yang berusaha mencari celah mengakali kamera ETLE agar tidak terekam saat melakukan pelanggaran lalu lintas.

Salah satunya seperti yang belakangan viral, di mana banyak ditemukan kendaraan bermotor yang bagian plat nomornya sengaja ditutup.

ETLE, Jalan Korlantas Berantas Pungli

Sistem pembayaran tilang ETLE yang langsung terintegrasi dengan BRIVA ikut membuat upaya Korlantas memberantas pungli oleh satuannya mulai terwujud.

Minimnya interaksi antara pelanggar lalu lintas dengan petugas di lapangan jadi kunci utama dalam mencegah terjadinya pungli.

Andre, seorang pengguna jalan yang pernah merasakan langsung sistem tilang elektronik mengaku sangat mendukung kebijakan yang dulunya rawan dimanfaatkan oknum petugas lewat dalih 'uang damai'.

"Nggak ribet juga," kata dia kepada Suara.com, Selasa (9/12/2025) merujuk ke sistem pembayaran denda tilang yang juga jadi lebih simpel.

Sistem ETLE pun juga dikelola berjenjang dari Korlantas Polri hingga Polres, dengan pengawasan operasional oleh petugas pengendali dari setiap tingkatan.

ETLE Bukan Tanpa Cela, Sempat Salah Sasaran Tilang

Pemberlakuan ETLE di Jakarta bukan berarti tanpa cela. Sistem tilang elektronik itu sempat viral gara-gara beberapa kali salah sasaran.

Cerita tentang ambulans menerobos lampu merah yang terkena tilang ETLE, sampai menindak penumpang depan sebuah mobil yang asyik bermain ponsel pernah menghiasi linimasa media sosial hingga membuat sistem tersebut mendapat sorotan tajam.

Ardi, seorang pengguna jalan yang pernah jadi sasaran salah tilang pun sempat berbagi cerita tentang bagaimana dirinya didata melakukan pelanggaran saat melintas di persimpangan yang mengizinkan pengendara belok kiri langsung.

"Tapi waktu itu tetap kena," kisahnya kepada Suara.com, Selasa (9/12/2025).

Untungnya, kecacatan sistem itu langsung dibuatkan solusinya bagi mereka yang tercatat melanggar lalu lintas.

Situs resmi tilang elektronik Polda Metro Jaya menyediakan kolom bantahan untuk para pengguna jalan yang tercatat melanggar lalu lintas, namun kenyataannya di lapangan tidak melakukan.

ETLE Jadi Bagian Persiapan Jakarta Smart City

Rencana penguatan penegakan hukum digital lewat memperbanyak titik kamera ETLE mendapat dukungan penuh dari Pemprov DKI Jakarta.

Sistem ETLE yang berada di wilayah Polda Metro Jaya nantinya akan terintegrasi langsung dengan kamera Intelligent Traffic Control System (ITCS) milik Pemprov DKI Jakarta yang dikelola Dinas Perhubungan (Dishub) DKI Jakarta.

Kolaborasi tersebut diharapkan dapat memaksimalkan penindakan pelanggaran lalu lintas di wilayah Jakarta secara akurat.

"Sehingga Jakarta lebih lancar, lebih aman, dan tercipta kondisi yang baik," ujar Kepala Dishub DKI Jakarta, Syafrin Liputo dalam keterangan tertulisnya, Selasa (9/12/2025).

Pun bagi warga Jakarta sendiri, pembenahan dan penguatan sistem ETLE mereka yakini bakal jadi sebuah terobosan positif dalam urusan pembayaran denda tilang.

"Lebih simpel," aku Andre.

Jakarta Siap Menuju Smart City?

Dengan rangkaian digitalisasi sistem yang ada di Jakarta, target menuju status Smart City tentu sudah semakin dekat.

Pengamat tata kota, M. Azis Muslim bahkan melihat Jakarta sudah siap dari segi infrastruktur.

"Saya rasa, semua wilayah Jakarta terjangkau oleh infrastruktur yang tersedia," ujarnya kepada Suara.com.

Di luar dukungan terhadap pemasangan 1000 kamera ETLE, Pemprov DKI Jakarta juga sudah menjalankan aplikasi JAKI untuk warga hingga menyediakan layanan organisasi perangkat daerah (OPD) berbasis website.

"Bisa kita perhatikan bagaimana digitalisasi itu sudah dilakukan," kata Azis lagi.

Namun, jalan Jakarta menuju titel Smart City tentunya tidak cukup kalau hanya diukur dari kesiapan perangkat daerahnya saja.

Penguatan infrastruktur seperti penyediaan jaringan internet stabil juga sama pentingnya dengan layanan digital itu sendiri.

"Biar mencerminkan Jakarta Smart City yang sesungguhnya," tutur Azis.

Terakhir, peran aktif masyarakat sekali lagi juga menjadi kunci untuk mewujudkan target Jakarta berevolusi menjadi Smart City.

"Tergantung nih pemanfaatannya, apakah memang ini juga disambut baik dengan warganya," pungkas Azis.

Pada akhirnya, Smart City bukan sekadar soal ribuan kamera, algoritma canggih, atau aplikasi serba digital. Ia diuji justru di titik paling sederhana: perilaku manusianya.

ETLE mungkin mampu merekam pelanggaran, tetapi yang menentukan masa depan Jakarta adalah kesediaan warganya untuk patuh tanpa diawasi, jujur tanpa takut kamera, dan ikut menjaga ruang bersama.

Jika teknologi dan kesadaran publik bisa berjalan beriringan, Jakarta bukan hanya siap lepas landas menuju Smart City, tetapi juga menjadi kota yang lebih adil, aman, dan beradab.

×
Zoomed

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI