- Ketua Komisi V DPR RI, Lasarus, mengusulkan pengalihan sisa anggaran kementerian untuk pendanaan darurat bencana Sumatera.
- Dana program Makan Bergizi Gratis (MBG) disebut spesifik sebagai salah satu pos anggaran yang dapat segera dialokasikan.
- Lasarus menyatakan bantuan Rp 4 miliar dari Presiden tidak memadai untuk rekonstruksi infrastruktur pascabencana masif.
Suara.com - Ketua Komisi V DPR RI, Lasarus, mengusulkan langkah taktis kepada pemerintah pusat untuk mengatasi krisis pendanaan penanganan bencana di Sumatera jelang akhir tahun.
Ia menyarankan agar sisa anggaran kementerian yang belum terserap, salah satu contohnya dana program Makan Bergizi Gratis (MBG), dialihkan untuk rekonstruksi wilayah terdampak bencana.
Ia menilai, mengingat waktu sudah memasuki penghujung tahun 2025, dana yang mengendap sebaiknya dimanfaatkan untuk kebutuhan mendesak rakyat daripada tidak terpakai.
"Kembali lagi, ini ujung tahun. Apakah dana kita masih cukup untuk melakukan rekonstruksi secara cepat? Karena tadi saya kasih pemikiran, kalau masih ada di kementerian anggaran yang belum terserap, ya sudah. Kita alokasikan ke sana saja," ujar Lasarus di Komplek Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (9/12/2025).
Politisi PDI Perjuangan ini secara spesifik mencontohkan anggaran program Makan Bergizi Gratis (MBG) sebagai salah satu pos yang bisa dimaksimalkan jika masih ada sisa.
"Salah satu contoh kan, MBG kan masih berapa persen yang belum terserap. Ya sudah, kalau memang tidak terserap, bawa ke sana. Bantu masyarakat di lokasi bencana," tegasnya.
Ia menambahkan bahwa kemampuan fiskal pemerintah daerah (Pemda) sudah tidak sanggup lagi menanggung beban bencana yang begitu masif.
"Pemerintah daerah nggak kuat. Bupati, Wali Kota sudah banyak menghubungi kami. Kondisi fiskal mereka itu tidak kuat untuk menangani bencana ini," jelas,
Dalam kesempatan tersebut, Lasarus juga menanggapi pemberian bantuan dana siap pakai sebesar Rp 4 miliar dari Presiden saat kunjungan kerja ke lokasi bencana.
Baca Juga: Viral Purbaya Usul MBG Diganti Uang, Kemenkeu Pastikan Hoaks
Menurutnya, angka tersebut sangat jauh dari cukup jika dikaitkan dengan kebutuhan perbaikan infrastruktur.
"Ya, mungkin Rp 4 miliar itu sebagai bentuk buah tangan Pak Presiden lah ya. Tapi bahwa itu untuk menyelesaikan tanggap darurat, ya jauh panggang dari api lah," katanya.
Ia lantas memaparkan realitas biaya di lapangan. Menurutnya, dana tersebut bahkan mungkin tidak cukup untuk membangun kembali satu jembatan, sementara kerusakan mencakup ribuan infrastruktur.
"Ya itu hanya untuk membangun satu jembatan kecil saja, Rp 4 miliar itu belum tentu selesai. Sementara ada ratusan jembatan, bahkan mungkin ribuan jembatan yang putus, termasuk juga gorong-gorong dan seterusnya," paparnya.
Kendati begitu, Lasarus tetap mengapresiasi kehadiran Presiden dan seluruh pemangku kepentingan di lokasi bencana. Namun, ia mewanti-wanti agar eksekusi penanganan lanjutan tidak berjalan lambat.
"Itu buah tangan Presiden sebagai bentuk tanda kasih Presiden yang sudah mengunjungi daerah. Kita berpikir positif saja. Tapi saya mengingatkan, jangan lambat," pungkasnya.