Jelang Mudik Nataru, Pelabuhan Bakauheni Mulai Dipadati Pemudik

M Nurhadi Suara.Com
Jum'at, 19 Desember 2025 | 15:58 WIB
Jelang Mudik Nataru, Pelabuhan Bakauheni Mulai Dipadati Pemudik
ARSIP-Jumlah penumpang di masa arus balik mulai meningkat di Pelabuhan Bakauheni, Lampung Selatan. [ANTARA]
Baca 10 detik
  • Pada Jumat (19/12/2025), Pelabuhan Bakauheni mengalami puncak arus mudik Nataru, ditandai ribuan kendaraan menumpuk.
  • Peningkatan volume kendaraan dan cuaca ekstrem Selat Sunda menyebabkan antrean memanjang hingga satu kilometer.
  • ASDP menyiagakan 51 unit kapal feri serta mengoptimalkan buffer zone untuk mengurai kepadatan kendaraan.

Suara.com - Lonjakan arus penumpang dan kendaraan mulai terlihat secara signifikan di Pelabuhan Bakauheni, Lampung, pada Jumat (19/12/2025).

Kondisi ini menandai dimulainya puncak arus mudik menjelang libur panjang Natal 2025 dan Tahun Baru 2026 (Nataru).

Ribuan kendaraan calon penumpang kapal feri terpantau memenuhi kantong-kantong parkir dan area dermaga untuk menyeberang menuju Pulau Jawa.

Peningkatan volume kendaraan sebenarnya sudah mulai terdeteksi sejak awal pekan, tepatnya pada Senin (15/12).

Kenaikan intensitas kendaraan yang terus merangkak naik ini mengakibatkan terjadinya hambatan arus lalu lintas, terutama di pintu masuk Pelabuhan Bakauheni.

Para pengendara harus ekstra sabar menghadapi antrean yang mengular akibat tingginya animo masyarakat yang ingin merayakan pergantian tahun di luar daerah.

General Manager PT ASDP Cabang Bakauheni, Partogi Tamba, mengungkapkan bahwa berdasarkan data dari posko angkutan Nataru, volume kendaraan yang menyeberang menuju Pelabuhan Merak, Banten, telah menyentuh angka ribuan unit.

Menariknya, pergerakan kali ini masih didominasi oleh kendaraan angkutan barang yang mengejar penyelesaian distribusi logistik sebelum pembatasan operasional diberlakukan.

“Total kendaraan mencapai 7.475 unit. Dari jumlah tersebut, kendaraan logistik atau truk mendominasi antrean dengan jumlah 3.864 unit, disusul mobil pribadi sebanyak 2.794 unit. Sementara itu, jumlah penumpang yang menyeberang baik pejalan kaki maupun dalam kendaraan tercatat sebanyak 28.821 orang,” kata dia.

Baca Juga: BPOM Ungkap Peredaran Pangan Ilegal dan Kedaluwarsa Jelang Nataru, Nilainya Capai Rp 42 Miliar

Angka ini diprediksi akan terus bertambah seiring dengan masuknya periode libur sekolah dan cuti bersama bagi karyawan di berbagai kota besar di Indonesia.

Dampak Cuaca Ekstrem di Selat Sunda

Kemacetan yang terjadi di area pelabuhan tidak hanya disebabkan oleh volume kendaraan yang meningkat, tetapi juga faktor alam.

Cuaca ekstrem yang melanda kawasan perairan Selat Sunda dalam beberapa hari terakhir menjadi kendala utama dalam kelancaran operasional kapal. Angin kencang dan gelombang tinggi memaksa nahkoda untuk lebih berhati-hati saat melakukan manuver sandar maupun saat berlayar.

Akibat kendala cuaca tersebut, jadwal keberangkatan dan waktu sandar kapal feri mengalami pergeseran (delay), yang secara otomatis memicu penumpukan kendaraan di darat.

Partogi Tamba menjelaskan bahwa antrean kendaraan pada puncaknya, yakni sejak Kamis malam hingga Jumat pagi, sempat mencapai panjang sekitar satu kilometer dari area pintu masuk pelabuhan. 

Guna meminimalisir kepadatan di dalam area inti pelabuhan, pihak ASDP Indonesia Ferry (Persero) bekerja sama dengan kepolisian dari Polsek KSKP Bakauheni telah menyiapkan langkah-langkah strategis. Salah satu langkah utamanya adalah optimalisasi penggunaan kantong parkir atau buffer zone di jalur menuju pelabuhan, baik melalui jalur tol maupun non-tol.

Penerapan buffer zone ini bertujuan agar kendaraan tidak menumpuk secara bersamaan di area dermaga. Petugas akan melakukan screening tiket dan mengatur aliran kendaraan secara bertahap.

"Iya, pastinya untuk mengantisipasi adanya penumpukan penumpang atau kemacetan di area pelabuhan, kami telah mengoptimalkan kantong parkir (bufferzone) di rest area KM 49B, KM 20B, dan titik non-tol seperti Terminal Agribisnis Gayam dan Rumah Makan Gunung Jati, RM Tiga Saudara, dan Kantor Lama Balai Karantina,” ujarnya, dikutip dari Antara.

Dari sisi operasional laut, ASDP telah menyiagakan puluhan armada kapal besar untuk melayani penyeberangan rute Bakauheni-Merak. Kapal-kapal ini disiapkan untuk menampung berbagai jenis kendaraan, mulai dari mobil pribadi, bus penumpang, hingga truk logistik yang membawa bahan kebutuhan pokok.

Pihak manajemen memastikan bahwa jumlah kapal yang beroperasi saat ini cukup memadai untuk menghadapi lonjakan penumpang selama masa angkutan Nataru. Kapal-kapal yang dikerahkan memiliki kapasitas angkut yang besar guna mempercepat proses evakuasi kendaraan dari pelabuhan.

“Sebagai antisipasi, ASDP Cabang Bakauheni telah menyiapkan 67 kapal, dengan 51 kapal dalam kondisi standby dan 16 kapal tidak siap operasi,” ujar dia.

×
Zoomed

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI