- BRIN mengerahkan tiga unit mobil teknologi Arsinum di Aceh Tamiang dan Tapanuli Tengah untuk air minum pengungsi.
- Arsinum dapat mengolah berbagai sumber air, termasuk air banjir dan lumpur, menjadi air siap minum sesuai standar Kemenkes.
- BRIN sedang menyiapkan unit Arsinum baru dengan kapasitas produksi harian mencapai 20.000 hingga 100.000 liter.
Suara.com - Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) memastikan teknologi Arsinum (Air Siap Minum) yang dikerahkan di wilayah terdampak banjir dan tanah longsor di Sumatera berfungsi optimal dan aman digunakan oleh masyarakat pengungsi.
Kepala BRIN Arif Satria menyatakan, hingga saat ini sebanyak tiga unit mobil Arsinum telah dioperasikan untuk membantu pemenuhan kebutuhan air bersih dan air layak minum di titik-titik bencana. Dua unit ditempatkan di Kabupaten Aceh Tamiang, sementara satu unit lainnya disiagakan di Tapanuli Tengah, Sumatera Utara.
“Kehadiran Arsinum menjadi solusi cepat untuk memenuhi kebutuhan dasar masyarakat akan air bersih dan air layak minum di tengah keterbatasan infrastruktur pascabencana,” kata Arif dalam keterangannya di Jakarta, Senin.
Arif menjelaskan, mobil Arsinum yang saat ini beroperasi memiliki kapasitas produksi hingga 10 ribu liter air siap minum per hari. Ke depan, BRIN tengah menyiapkan unit Arsinum dengan kapasitas lebih besar, mulai dari 20 ribu liter hingga 100 ribu liter per hari, guna menjangkau lebih banyak warga terdampak bencana.
“Sekarang sedang kita siapkan lagi untuk yang 20 ribu liter. Kemudian siap untuk mengolah air bersih sampai 100 ribu liter,” ujar Arif, yang juga mantan Rektor IPB University.
Berdasarkan laman resmi BRIN, Arsinum merupakan inovasi teknologi pengolahan air yang dirancang untuk mengubah air keruh menjadi air siap minum sesuai standar Kementerian Kesehatan. Teknologi ini memungkinkan berbagai sumber air, mulai dari air hujan, air PAM, air laut, hingga air berlumpur akibat banjir, diolah menjadi air layak konsumsi.
Arif menegaskan, teknologi Arsinum sangat relevan untuk kondisi darurat bencana, mengingat keterbatasan akses air bersih kerap menjadi persoalan utama bagi pengungsi. Mobil Arsinum juga telah diuji dan dirancang untuk menjamin keamanan serta kualitas air minum yang dihasilkan.
“Alhamdulillah kami sudah mengirimkan Arsinum, air siap minum yang bisa mengolah air banjir dan air lumpur menjadi air siap minum,” kata Arif dalam konferensi pers di Kantor Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan, Jakarta, Rabu (17/12/2025).
Selain mengerahkan Arsinum, BRIN juga memastikan dukungan teknologi lain di lokasi bencana berjalan dengan baik. Tim kesehatan serta tim survei pemetaan telah diturunkan untuk mendukung penanganan pascabencana.
Baca Juga: Jawab Desakan Status Bencana Nasional, Seskab Teddy: Pemerintah All Out Tangani Bencana Sumatra
BRIN turut memanfaatkan pesawat nirawak atau drone Ground Penetration Radar (GPR) yang mampu mendeteksi objek hingga kedalaman 100 meter di bawah permukaan tanah. Teknologi ini digunakan untuk membantu pencarian korban serta pemetaan kondisi tanah di wilayah rawan longsor.
Pemanfaatan riset dan inovasi, lanjut Arif, menjadi bagian penting dalam percepatan penanganan bencana, mulai dari penyediaan kebutuhan dasar hingga dukungan teknis dalam proses evakuasi dan rekonstruksi.
“Riset dan inovasi harus hadir saat dibutuhkan, terutama pada masa-masa genting pascabencana, karena kebermanfaatan yang nyata adalah yang langsung dirasakan masyarakat,” tegasnya.
Diketahui, penanganan banjir dan tanah longsor di Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat telah memasuki pekan ketiga. Berdasarkan data Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), jumlah korban meninggal dunia mencapai 1.059 jiwa per Kamis (18/12/2025) dini hari, dengan 192 orang masih dinyatakan hilang.
BRIN berharap kehadiran Arsinum dan dukungan teknologi lainnya dapat membantu meringankan beban masyarakat terdampak, sekaligus memastikan kebutuhan air bersih dan air minum tetap terpenuhi secara aman selama masa tanggap darurat.