- Pengamat politik Ray Rangkuti mengkritik pemerintah karena menganggap banjir di Sumatra sebagai takdir alam, bukan kelalaian manusia.
- Ray mendesak moratorium penebangan kayu dan sawit sampai pemerintah memiliki skenario antisipasi bencana yang jelas dan serius.
- Ray menyayangkan lambatnya penegakan hukum terhadap perusak hutan serta adanya dugaan bahwa bencana dijadikan peluang bisnis pejabat.
“Kelihatan di Indonesia itu kalau ada bencana sama dengan bisnis bagi pejabat. Musibah itu adalah peluang bisnis. Yang terpikir adalah pengadaan helikopter, pengadaan ini, pengadaan itu,” sentil Ray.
Ray juga menyoroti dua hal yang ia sebut sebagai "blunder" Presiden, yakni rencana menanam kembali sawit di Papua serta rencana pengadaan ratusan helikopter yang bahkan sempat disanggah oleh juru bicara penanganan bencana di Aceh karena dinilai tidak praktis untuk penanganan cepat.
Ray juga mendesak agar pemerintah segera menetapkan status Bencana Nasional untuk wilayah Sumatra yang terdampak.
Jika tidak, ia meminta adanya langkah extraordinary (luar biasa) dalam penanganan pascabencana tanpa memotong dana transfer ke daerah agar proses pemulihan tidak terhambat.
Reporter: Safelia Putri