Selamat Natal dari Redaksi, di Negara Ini Macet Bisa Berhari-hari

Selasa, 25 Desember 2018 | 12:00 WIB
Selamat Natal dari Redaksi, di Negara Ini Macet Bisa Berhari-hari
Bagasi mobil bertemakan hari Natal 2018 dan Tahun Baru 2019 [Shutterstock].

Suara.com - Filipina adalah negara tetangga kita di kawasan Asia Tenggara, sesama anggota Association of the Southeast Asian Nations (ASEAN), dengan predikat satu-satunya negara berpenduduk mayoritas memeluk Kristiani di kawasan ASEAN. Hasilnya, setiap perayaan keagamaan tiba, utamanya Natal, terjadilah mudik besar-besaran, tak ubahnya dengan Lebaran di Tanah Air, yang berpenduduk mayoritas Islam.

Bila digambarkan, Luzon, pulau terbesar dari jumlah total 7.107 gugus pulau dari Kepulauan Filipina, mirip dengan Jawa, di mana aktivitas mudik lewat jalan darat akan berlangsung secara besar-besaran, paling tidak sepanjang satu pekan.

Jeepney, kendaraan angkutan kota dan desa di Filipina (Shutterstock).
Jeepney, kendaraan angkutan kota dan desa di Filipina (Shutterstock).

Kini Pulau Jawa memiliki tol Trans - Jawa yang disemangati oleh Presiden Joko Widodo, "Silakan dicoba apalagi belum dikenakan tarif atau biaya."

Senada, untuk Pulau Luzon, ada dua ruas jalan tol yang menghubungkan kawasan Utara dan Selatan dengan poros ibu kota Manila. Masing-masing disebut sebagai NLEX (North Luzon Expressway) dan SLEX (South Luzon Expressway).

Dari SLEX, baik pemudik yang menggunakan kendaraan pribadi maupun memilih angkutan bus, bisa tembus sampai Kepulauan Visayas (terkenal sebagai tempat kelahiran mantan Ibu Negara, Imelda Marcos) menggunakan jasa ferry serta jembatan San Juanito Bridge.

Bisa dianalogikan, di Tanah Air, dari Jawa kita bisa menyeberang ke Sumatera lewat pelabuhan Merak menuju Bakaheuni, atau ke Bali lewat pelabuhan Ketapang di Banyuwangi menuju Gilimanuk, atau ke Madura menggunakan jembatan Suramadu.

Laman berikut adalah kisah, sejak di mana kemacetan itu berawal.

Namanya perjalanan darat, baik NLEX maupun SLEX di Luzon, Filipina sangatlah rawan macet.  Ini pengalaman pribadi Suara.com, yang selama satu tahun bermukim di negara itu.

Titik-titik tujuan di bagian utara seperti kota Vigan dan Tuguegarao yang dalam kondisi biasa bisa ditempuh sekitar delapan jam dengan bus malam, di saat perayaan Natal bisa saja molor hingga 14 jam.

Baca Juga: Hantam Al Ain, Real Madrid Juara Dunia Antarklub 2018

Makati, salah satu area terkenal di Metro Manila. Para penduduknya siap eksodus setiap Natal tiba [Shutterstock].

Akan halnya perjalanan menuju Kepulauan Visayas dari Manila, bila dalam kondisi normal bisa ditempuh sekitar sehari semalam, di hari besar keagamaan bisa tembus 48 jam lebih.

Selain macet di jalan raya, sebelum berangkat pun para pasahero atau sebutan bagi pemudik sudah disibukkan oleh antrean sejak memasuki terminal. Meski layanan tiket ditangani secara online sejak tiga bulan sebelum Natal, tetap saja ada kendala non-teknis.

Paling umum dijumpai adalah begitu banyaknya bawaan atau oleh-oleh alias pasalubong yang dibawa pasahero, sehingga menambah pekerjaan para penyusun bagasi untuk menyesuaikan ruang tersedia. Hal ini sudah berpotensi menghasilkan penumpuka di setiap terminal keberangkatan maupun pool bus yang melayani rute.

Parahnya kemacetan para pemudik bakal bertambah, bila terjadi bencana alam topan badai, mengingat Filipina berada di kawasan Sabuk Topan.

Namun patut dicontoh adalah semangat mereka. Meski berada di tengah kemacetan yang memakan waktu berjam-jam hingga berhari-hari, salam selamat Natal: Maligayang Pasko, selalu terdengar di mana-mana.

Akhirnya kami dari kanal otomotif di Suara.com juga mengucapkan Selamat Hari Natal bagi Anda yang merayakannya. Semoga berkatNya memberikan suasana damai dan kesejukan senantiasa. Selamat berlibur dan berhati-hati di jalan.

Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI