Suara.com - Menteri Badan Usaha Milik Negara atau Menteri BUMN Erick Thohir menghadiri MNC Group Investor Forum 2021 secara virtual, Rabu (3/3/2021). Ia menyatakan bahwa inovasi digital bukan menjadi satu-satunya industri yang bakal maju di masa depan. Industri energi terbarukan seperti kendaraan listrik juga akan berkembang.
Nah, sebelum mencapainya, Indonesia mesti bersiap untuk memilikinya agar tidak tertinggal dengan negara tetangga.
"Kami melihat masa depan yang lebih cerah untuk Indonesia. Cadangan nikel Indonesia sangat besar sebagai bahan baku utama baterai lithium," paparnya.
Dalam pandangan Menteri BUMN, potensi industri baterai lithium kendaraan listrik sangat besar di Tanah Air kita. Apalagi, bahan dari baterai yaitu nikel sangat melimpah di Indonesia.
![Direktur Jenderal Ketenagalistrikan Rida Mulyana mencoba baterai di Stasiun Penukaran Baterai Kendaraan Listrik Umum (SPBKLU), Jakarta [ANTARA/Afut Syafril]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2020/09/01/84590-ganti-baterai-listrik.jpg)
"Kami telah melibatkan pemain global di industri baterai EV, seperti CATL dari China, dan LG Chem dari Korea untuk bekerja sama dan ambil bagian dalam mengembangkan ekosistem baterai Electric Vehicle (EV) nasional," tandasnya tentang upaya pemerintah mengajak produsen baterai lithium untuk berinvestasi di negara kita.
"Dan tentu saja, kami berharap dapat bermitra dengan lebih banyak perusahaan swasta, terutama perusahaan lokal," lanjut Menteri BUMN.
Karena itu, Menteri BUMN Erick Thohir mengajak swasta agar ikut berperan dalam membangun industri baterai lithium bagi kendaraan listrik.
Sementara ditinjau dari sisi BUMN sendiri, pihaknya telah mengerahkan BUMN di sektor energi untuk membuat konsorsium membangun industri baterai kendaraan listrik.
"Kami mendapat kesepakatan menandatangani perjanjian konsorsium yang dibawa Pertamina, PLN, dan Mind ID holding company dari pertambangan untuk membuat isi baterai di Indonesia bersama," jelasnya.
Baca Juga: Mulai 2030, Volvo Hanya Akan Produksi Mobil Listrik
Selain itu, ia menyatakan bahwa pemerintah telah mengejar mengejar produsen mobil dan baterai listrik, Tesla Incorporation untuk berinvestasi di Indonesia.
"Kami juga terus mengadakan pembicaraan dengan beberapa perusahaan besar lainnya dari Jepang dari Amerika termasuk yang sering dibicarakan di publik, yaitu Tesla," pungkasnya.