Suara.com - Perubahan warna dasar Tanda Nomor Kendaraan Bermotor (TNKB) atau pelat nomor kendaraan oleh Korps Lalu Lintas Polri sudah dirumuskan dan direncanakan sejak 2014.
Kasubdit STNK Korlantas Polri Kombes Pol Taslim Chairuddin saat dikonfirmasi, di Jakarta, Jumat (13/8/2021) menyebutkan kebijakan tersebut merupakan bagian dari proses pembangunan yang dijalankan Polri secara berkesinambungan, mengikuti dinamika yang terjadi di masyarakat yang didukung oleh teknologi informasi.
"Sejak 2014, Polri sudah merancang korlantas ini akan segera menerapkan berbagai macam aplikasi untuk bisa memberikan pelayanan kepada masyarakat lebih mudah, khusus di bidang regiden kendaraan bermotor (ranmor)," ujar Taslim.
Taslim menjelaskan, tahun 2014 upaya dimulai dari mengumpulkan data kendaraan bermotor secara nasional di Korlantas Polri.
"Langkah ini tidak mudah, jadi dilakukan bertahap," katanya.
Butuh waktu tiga tahun untuk menyelesaikan langkah pertama, hingga tahun 2017, kata Taslim, Korlantas mulai menyiapkan aplikasi yang bersiap tunggal secara nasional sebagai sarana mendukung untuk mengumpulkan basis data yang lengkap, valid dan terkini.
Memasuki tahun 2020-2021, lanjut Taslim, bersamaan dengan visi Kapolri Jenderal Pol Listyo Sigit Prabowo yakni Polri Presisi, Korlantas Polri mampu menyelesaikan pembangunan aplikasi yang pengembangan dari basis data kendaraan bermotor.
"Setidaknya ada dua aplikasi bidang regiden ranmor yang ada saat ini," katanya pula.
Dua aplikasi tersebut adalah penilangan kendaraan menggunakan alat bantu kamera atau tilang elektronik (ETLE), dan Samsat Digital Nasional (SIGNAL) atau aplikasi pengesahan STNK tahunan, pembayaran pajak dan SPDKLJ.
Baca Juga: Korlantas Polri: Penggantian Warna Pelat Nomor Kendaraan Dilakukan Bertahap
"Nah, terkait TNKB ini, korlantas butuhkan dalam rangka mengidentifikasi kendaraan yang dioperasionalkan di jalan untuk mendukung ETLE," ujarnya lagi.
Lebih lanjut Taslim menjelaskan, dalam teknik untuk mengidentifikasi tersebut ada dua, yakni mengenali kendaraan dari pelat nomor yang digunakan (ANPR) dan teknologi RFID.
RFID atau radio frequention identification device atau mengidentifikasi satu unit kendaraan yang ada di jalan yang di dalamnya sudah dipasang unit tertentu yang terhubung dengan frekuensi radio, di mana unit tersebut berisikan data kendaraan, data kepemilikan, sehingga memudahkan polisi dalam pengidentifikasian.
"Hanya saja untuk RFID ini ceritanya masih panjang, prosesnya harus bertahap, kemudian membutuhkan waktu dan biaya yang cukup," kata Taslim.
Cara paling mudah yang digunakan korlantas dalam mengidentifikasi kendaraan yang ada di jalan, kata Taslim, adalah menggunakan kamera seperti cara kerja ETLE.
Karena sifat karmera menyerap warna hitam, sehingga TNKB yang berwarna hitam dengan tulisan putih sulit ditangkap oleh kamera. Terjadi kesalahan misalnya angka 5 dibaca huruf S, atau angka 1 dibaca huruf i.