Komisaris BCA: LCGC Bisa Lebih Ramah Lingkungan Dibanding Mobil Listrik

Liberty Jemadu Suara.Com
Sabtu, 09 November 2024 | 17:05 WIB
Komisaris BCA: LCGC Bisa Lebih Ramah Lingkungan Dibanding Mobil Listrik
Ilustrasi mobil listrik. (Pexels)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Komisaris BCA dan ahli moneter Cyrillus Harinowo mengatakan kendaraan listrik bukan satu-satunya cara untuk mengurangi emisi karbon di Indonesia.

Ia bahkan menilai mobil LCGC, yang dikenal sebagai mobil irit bahan bakar dan ramah lingkungan, bisa lebih hijau dibandingkan mobil-mobil listrik.

"Saya awalnya tidak aware dan dogmatis sekali, pokoknya mobil listrik adalah mobil yang ramah lingkungan. Namun akhirnya menjadi paham bahwa mobil low cost green car (LCGC) bisa menjadi ramah lingkungan dibandingkan mobil listrik yang ada. Begitu pula mobil hybrid dan mobil flexy," kata Cyrillus dalam keterangannya di Jakarta, Jumat (8/11/2024).

Keresahannya terhadap hal tersebut dituangkannya lewat buku berjudul “Multi-pathway for Car Electrification". 

Dalam buku setebal hampir 300 halaman itu, Cyrillus mengupas tren tentang teknologi otomotif terkini, seperti mobil listrik murni (Baterry Electric Vehicle/BEV)  dan upaya mengikis karbon. 

Dia berharap lewat buku ini dapat memberikan penjelasan yang masuk akal dan berpotensi mendukung keberlanjutan ekonomi, industri, serta masa depan visi NZE (Net Zero Emissions) Indonesia.

Salah satu peristiwa yang mendorong Cyrillus menyelami hal tersebut ialah kegemparan yang dibuat Perdana Menteri Inggris Boris Johnson pada 2020, yang menyatakan negaranya akan melarang penjualan mobil konvensional pada 2030 dan hanya membolehkan mobil listrik.

“Satu pernyataan Boris Johnson itu membuat saya berpikir bahwa hal tersebut merupakan sesuatu yang tidak akan bisa kembali lagi atau irreversible. Sementara masyarakat Indonesia sendiri belum sepenuhnya paham mengenai itu,” kata Cyrillus. 

Namun dari penelusuran lapangan, dorongan negara-negara Barat itu tampaknya bisa diikuti jejaknya oleh Indonesia dengan berbagai prasyarat. 

Baca Juga: Wuling Tebar Promo Akhir Tahun untuk Mobil Listrik

“Seperti contoh, kalau kita bicara mengenai penggunaan Baterry Electric Vehicle (BEV) saat ini, mobil listriknya mungkin nol emisi. Namun ketika ingin mengisi daya baterainya, bauran energi dari sumber listriknya 80 persen berasal dari pembangkit listrik yang digerakkan oleh bahan bakar fosil. Berarti mobil listrik itu sebetulnya masih mengeluarkan emisi karbon,” ucapnya

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI