Suara.com - Seperti adegan tak terduga dalam serial politik kelas dunia, Presiden AS Donald Trump tiba-tiba menunjukkan sisi lain dari dirinya di kala perang dagang dengan China.
Di tengah tensi global yang memanas, terutama di sektor perdagangan otomotif, Trump mengirim sinyal yang cukup mengejutkan: pelunakan sikap.
Ya, pria yang biasanya tampil dengan retorika keras dan kebijakan penuh tekanan kini tampak mencoba pendekatan yang lebih diplomatis.
"Saya sedang mencari cara untuk membantu beberapa perusahaan mobil," kata Trump kepada wartawan yang berkumpul di White House, diberitakan Nikkei Asia.
Donald Trump menyampaikan pandangannya soal industri otomotif Amerika: menurutnya, produsen mobil membutuhkan waktu untuk memindahkan operasi produksi dari negara-negara seperti Kanada, Meksiko, dan wilayah lain kembali ke Amerika Serikat.
Pernyataan ini bukan tanpa dukungan. Matt Blunt, Presiden American Automotive Policy Council—organisasi yang menaungi raksasa otomotif seperti Ford, General Motors, dan Stellantis—mengamini tujuan tersebut.
Ia menegaskan bahwa pihaknya sejalan dengan visi Trump untuk menghidupkan kembali produksi dalam negeri.
![Ford Ranger Raptor yang dipamerkan di Gaikindo Jakarta Auto Week (GJAW) 2024, Senin (25/11/2024) [Suara.com/ANTARA]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2024/11/25/17094-ford.jpg)
Namun, Blunt juga mengingatkan bahwa proses ini tidak semudah membalikkan telapak tangan.
“Ada kesadaran yang semakin besar bahwa penerapan tarif secara luas terhadap suku cadang justru bisa menjadi bumerang,” ujarnya.
Baca Juga: Mobil Terendam Banjir? Jangan Langsung Nyalakan Mesin
“Alih-alih memperkuat, hal itu bisa melemahkan tujuan kita bersama untuk membangun industri otomotif Amerika yang maju dan berdaya saing tinggi.” pungkasnya
Tarian Diplomatik dengan China
Sementara Trump melonggarkan cengkeramannya di sektor otomotif, dia tetap mempertahankan "genggaman besi"-nya terhadap China dengan tarif mencapai 145 persen.
Namun, bahkan di sini terlihat celah fleksibilitas, terutama untuk sektor elektronik.
"Saya tidak berubah pikiran, tetapi saya fleksibel," kata Trump, menunjukkan bahwa bahkan "si keras kepala" pun bisa beradaptasi.
Drama Asia: Ketika Naga Mencari Sekutu
Di belakang layar, China tidak tinggal diam. Xi Jinping, dengan kepiawaian diplomatiknya, tengah merajut aliansi dengan negara-negara Asia yang terkena dampak kebijakan Trump.
Pertemuan rahasia dengan pemimpin Vietnam menjadi bukti bahwa permainan catur geopolitik masih berlanjut.
Wall Street Bersuara Para ekonom Wall Street, yang biasanya bermain aman dengan angka-angka, mulai mengeluarkan peringatan tentang hantu resesi. Pasar keuangan bereaksi seperti seismograf yang sensitif terhadap setiap getaran perang dagang.
Epilog yang Belum Selesai
Donald Trump mungkin sudah mengumandangkan kemenangan atas China dalam panggung perang dagang, tapi dunia nyata ternyata tak semudah itu dibungkam.
Sementara sang presiden AS sibuk mengangkat trofi simbolisnya, China justru terus bergerak—bukan mundur, tapi berputar, menyelinap, dan menyesuaikan diri dalam lanskap ekonomi global yang terus berubah.
Negeri Tirai Bambu tak tinggal diam. Mereka menambal celah, membuka jalur baru, dan menunjukkan satu hal penting: dalam konflik dagang, yang menang bukanlah yang paling keras, tapi yang paling luwes.
Tak ada akhir mutlak, tak ada pemenang sejati—hanya mereka yang bisa beradaptasi dengan cepat yang tetap bertahan di papan permainan.
Kini, kita tak lagi menyaksikan drama dua tokoh besar yang saling menyerang dengan dialog keras dan penuh gertakan.
Babak baru telah dimulai—lebih mirip tarian rumit di panggung diplomasi dan strategi. Bukan lagi perang terbuka, tapi negosiasi tersembunyi, perhitungan halus, dan langkah-langkah tak terduga.
Trump, tampaknya mulai memahami satu hal: dalam dunia perdagangan global yang penuh kejutan, terkadang improvisasi lebih berguna daripada naskah yang terlalu kaku.
Dan dengan begitu, "epilog" ini justru membuka jalan bagi kisah berikutnya. Perjalanan yang belum selesai, dengan plot twist yang mungkin tak seorang pun bisa tebak.