"Kemudian, kalau kita mau menuju BEV (Battery Electric Vehicle), itu ada pilihannya. Misalnya, sebelum sampai ke elektrik, dari bahan bakar konvensional saja kita bisa kembangkan ada biofuel, ada biodiesel, ada bioetanol," katanya.
Sebelumnya Menteri ESDM Bahlil Lahadalia mengatakan akan membahas pemberian insentif untuk mobil hidrogen apabila terdapat investor yang tertarik di sektor tersebut.
“Kami lagi tanya siapa yang masuk, siapa yang melakukan investasi. Kami minta proposal mereka. Kalau oke, kami akan jalankan (insentifnya),” ucap Bahlil ketika ditemui setelah pembukaan Global Hydrogen Ecosystem Summit & Exhibition 2025 di Jakarta, Selasa (16/4/2025).
Menurut Bahlil, pola masuknya mobil hidrogen ke Indonesia akan mirip dengan masuknya mobil listrik saat itu.
“Nanti tinggal lihat, variabel mana yang pemerintah bisa hadir untuk memberikan insentif agar memungkinkan dia melakukan investasi,” ucap Bahlil.
Saat ini, regulasi yang mengatur ihwal ekosistem mobil hidrogen pun belum ada, sebab hidrogen merupakan hal baru bagi Indonesia.
Pembentukan regulasi nantinya membutuhkan diskusi yang lebih mendalam dengan para pelaku di industri hidrogen, terlebih untuk merespons investor yang ingin melakukan investasi hidrogen di Indonesia.
Apabila potensi pasarnya sudah berkembang dan pengembangan ekosistemnya sudah baik, tutur Bahlil, maka pemerintah akan melakukan penyesuaian.
Baca Juga: Pemerintah Janji Beri Insentif untuk Mobil Hidrogen
“Nanti penyesuaiannya win-win. Kami maunya kompetisi. Semakin murah, semakin baik. Kami akan melakukan pemetaan,” kata Bahlil.