“Nanti tinggal lihat, variabel mana yang pemerintah bisa hadir untuk memberikan insentif agar memungkinkan dia melakukan investasi,” ucap Bahlil.
Saat ini, regulasi yang mengatur ihwal ekosistem mobil hidrogen pun belum ada, sebab hidrogen merupakan hal baru bagi Indonesia.
Pembentukan regulasi nantinya membutuhkan diskusi yang lebih mendalam dengan para pelaku di industri hidrogen, terlebih untuk merespons investor yang ingin melakukan investasi hidrogen di Indonesia.
Apabila potensi pasarnya sudah berkembang dan pengembangan ekosistemnya sudah baik, tutur Bahlil, maka pemerintah akan melakukan penyesuaian.
“Nanti penyesuaiannya win-win. Kami maunya kompetisi. Semakin murah, semakin baik. Kami akan melakukan pemetaan,” kata Bahlil.
Bahlil menyampaikan bahwa pengembangan hidrogen selaras dengan visi Presiden Prabowo Subianto, khususnya terkait kedaulatan dan swasembada energi. Adapun pengembangan hidrogen dapat ditempuh melalui program hilirisasi yang kini diusung oleh pemerintah.
Menurut dia, pemanfaatan hidrogen dapat turut mendukung industri strategis nasional, salah satunya di sektor transportasi. Akan tetapi, yang menjadi tantangan ke depannya adalah bagaimana industri mobil hidrogen dapat bersaing dengan mobil listrik.
Ekosistem Hidrogen Indonesia
Saat ini ekosistem hidrogen di Indonesia baru mulai dirintis. PLN dan Toyota Indonesia telah membangun dua stasiun pengisian bahan bakar hidrogen (SPBH) di Tanah Air. Sementara Hyundai juga berencana membangun fasilitas yang sama dalam waktu dekat.
Baca Juga: Pemerintah Janji Beri Insentif untuk Mobil Hidrogen
PLN meresmikan SPBH pertama di Indonesia pada Februari 2024 lalu. Fasilitas itu dibangun di kawasan Senayan, Jakarta.
SPBH Senayan merupakan menjadi bagian dari peta jalan nasional pengembangan energi hidrogen serta diharapkan dapat menjadi model awal bagi pengembangan infrastruktur serupa di kota lain.
SPBH Senayan memiliki hydrogen refueller dengan spesifikasi charging pressure (CP) 350 bar dengan kecepatan pengisian kurang dari 5 menit. Rencananya PLN IP akan menambah CP fasilitas ini hingga 700 bar dengan kecepatan pengisian kurang dari 3 menit.
Sementara pada Februari kemarin, PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN) meresmikan SPBH atau Hydrogen Refueling Stasion (HRS) di pabrik Karawang, Jawa Barat.
Presiden Direktur TMMIN, Nandi Julyanto ketika itu mengatakan pembangunan HRS Toyota itu menandai angkah penting menuju transisi energi bersih.
“Peluncuran fasilitas HRS ini menandai langkah penting menuju transisi energi bersih, terutama dengan sumber daya energi terbarukan Indonesia yang melimpah seperti geothermal dan hidro untuk produksi hidrogen bersih," kata Nandi.