Bahlil menyampaikan bahwa pengembangan hidrogen selaras dengan visi Presiden Prabowo Subianto, khususnya terkait kedaulatan dan swasembada energi. Adapun pengembangan hidrogen dapat ditempuh melalui program hilirisasi yang kini diusung oleh pemerintah.
Menurut dia, pemanfaatan hidrogen dapat turut mendukung industri strategis nasional, salah satunya di sektor transportasi. Akan tetapi, yang menjadi tantangan ke depannya adalah bagaimana industri mobil hidrogen dapat bersaing dengan mobil listrik.
Ekosistem Hidrogen Indonesia
Saat ini ekosistem hidrogen di Indonesia baru mulai dirintis. PLN dan Toyota Indonesia telah membangun dua stasiun pengisian bahan bakar hidrogen (SPBH) di Tanah Air. Sementara Hyundai juga berencana membangun fasilitas yang sama dalam waktu dekat.
PLN meresmikan SPBH pertama di Indonesia pada Februari 2024 lalu. Fasilitas itu dibangun di kawasan Senayan, Jakarta.
SPBH Senayan merupakan menjadi bagian dari peta jalan nasional pengembangan energi hidrogen serta diharapkan dapat menjadi model awal bagi pengembangan infrastruktur serupa di kota lain.
SPBH Senayan memiliki hydrogen refueller dengan spesifikasi charging pressure (CP) 350 bar dengan kecepatan pengisian kurang dari 5 menit. Rencananya PLN IP akan menambah CP fasilitas ini hingga 700 bar dengan kecepatan pengisian kurang dari 3 menit.
Sementara pada Februari kemarin, PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN) meresmikan SPBH atau Hydrogen Refueling Stasion (HRS) di pabrik Karawang, Jawa Barat.
Presiden Direktur TMMIN, Nandi Julyanto ketika itu mengatakan pembangunan HRS Toyota itu menandai angkah penting menuju transisi energi bersih.
Baca Juga: Pemerintah Janji Beri Insentif untuk Mobil Hidrogen
“Peluncuran fasilitas HRS ini menandai langkah penting menuju transisi energi bersih, terutama dengan sumber daya energi terbarukan Indonesia yang melimpah seperti geothermal dan hidro untuk produksi hidrogen bersih," kata Nandi.