Saat microsleep menyerang, pengendara kehilangan kemampuan untuk bereaksi terhadap situasi di jalan, yang bisa berakibat fatal dalam hitungan detik.
Bayangkan berkendara di jalan tol atau jalur cepat, kehilangan kesadaran selama beberapa detik bisa mengakibatkan motor keluar jalur atau bahkan tabrakan beruntun.
Untuk mencegah terjadinya microsleep saat berkendara, ada beberapa langkah preventif yang bisa dilakukan.
Pertama dan terpenting adalah memastikan kualitas tidur yang cukup, idealnya 7-9 jam sebelum melakukan perjalanan, terutama untuk perjalanan jarak jauh.

Manajemen waktu istirahat juga krusial- setiap dua jam berkendara, luangkan waktu untuk berhenti sejenak. Gunakan kesempatan ini untuk meregangkan otot, menghidrasi tubuh dengan air putih, dan menyegarkan pikiran.
Monotonitas perjalanan juga bisa memicu microsleep. Pada rute yang membosankan dengan jalanan lurus yang panjang, pengendara bisa mencoba variasi posisi duduk atau mengajak komunikasi dengan pembonceng, tentunya tanpa mengorbankan konsentrasi berkendara. Ini membantu menjaga tingkat kewaspadaan tetap optimal.
Yang sering dilupakan adalah bahwa microsleep tidak selalu bisa diatasi dengan konsumsi kafein atau minuman energi. Solusi jangka pendek ini bisa memberikan rasa aman yang palsu.
Ketika tubuh sudah mencapai batas kelelahannya, microsleep bisa terjadi tanpa bisa ditahan, bahkan dengan kadar kafein tinggi dalam sistem tubuh.
Menjadi pengendara yang bijak bukan hanya soal kemampuan mengendalikan motor, tapi juga kemampuan mengenali dan menghormati batas kemampuan diri sendiri.
Baca Juga: Apa Itu Microsleep? Penyebab Sopir Truk Tabrak Mobil kru TVOne, Begini Tips Mencegahnya
Kesadaran akan bahaya microsleep dan kemampuan mengenali tanda-tandanya merupakan keterampilan vital bagi setiap pengendara motor.