Bahaya Tersembunyi di Balik Setang, Mengenali dan Mencegah Microsleep saat Berkendara Motor

Jum'at, 25 April 2025 | 17:59 WIB
Bahaya Tersembunyi di Balik Setang, Mengenali dan Mencegah Microsleep saat Berkendara Motor
Ilustrasi Microsleep saat naik motor (Hydro Coco)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Pernahkah Anda merasa tiba-tiba kehilangan kesadaran sejenak saat berkendara? Momen singkat yang tampak sepele ini bisa menjadi ancaman serius bagi keselamatan pengendara motor.

Fenomena yang dikenal sebagai microsleep ini telah menjadi perhatian khusus dalam dunia keselamatan berkendara, mengingat potensi bahayanya yang signifikan di jalan raya.

Microsleep, sebuah kondisi di mana seseorang mengalami periode tidur singkat selama 1 hingga 10 detik tanpa disadari, menjadi ancaman tersembunyi yang sering diabaikan oleh pengendara motor.

Meski durasinya singkat, dampaknya bisa fatal mengingat dalam hitungan detik tersebut, pengendara kehilangan kendali penuh atas kendaraannya.

Banyak pengendara motor yang masih menganggap remeh gejala kelelahan dan berusaha mengatasinya dengan solusi instan seperti mengonsumsi kafein.

Namun, yang perlu dipahami adalah microsleep bukanlah sekadar masalah kurang fokus atau malas.

Ini merupakan respons biologis tubuh yang terjadi secara otomatis ketika mencapai titik kelelahan tertentu.

Seperti dilansir dari Wahana Honda, tubuh memberikan sinyal-sinyal peringatan sebelum microsleep menyerang.

Tanda-tanda ini meliputi kepala yang terasa berat, peningkatan frekuensi mengedip, menguap berulang kali, dan kesulitan mengingat apa yang terjadi beberapa detik sebelumnya. Mengabaikan sinyal-sinyal ini sama dengan mengundang bahaya di jalan raya.

Baca Juga: Apa Itu Microsleep? Penyebab Sopir Truk Tabrak Mobil kru TVOne, Begini Tips Mencegahnya

Keselamatan dalam berkendara motor membutuhkan kesadaran penuh dan kesiapan mental maupun fisik.

Saat microsleep menyerang, pengendara kehilangan kemampuan untuk bereaksi terhadap situasi di jalan, yang bisa berakibat fatal dalam hitungan detik.

Bayangkan berkendara di jalan tol atau jalur cepat, kehilangan kesadaran selama beberapa detik bisa mengakibatkan motor keluar jalur atau bahkan tabrakan beruntun.

Untuk mencegah terjadinya microsleep saat berkendara, ada beberapa langkah preventif yang bisa dilakukan.

Pertama dan terpenting adalah memastikan kualitas tidur yang cukup, idealnya 7-9 jam sebelum melakukan perjalanan, terutama untuk perjalanan jarak jauh.

Ilustrasi orang mengantuk (unsplash/towfiquy)
Ilustrasi orang mengantuk (unsplash/towfiquy)

Manajemen waktu istirahat juga krusial- setiap dua jam berkendara, luangkan waktu untuk berhenti sejenak. Gunakan kesempatan ini untuk meregangkan otot, menghidrasi tubuh dengan air putih, dan menyegarkan pikiran.

Monotonitas perjalanan juga bisa memicu microsleep. Pada rute yang membosankan dengan jalanan lurus yang panjang, pengendara bisa mencoba variasi posisi duduk atau mengajak komunikasi dengan pembonceng, tentunya tanpa mengorbankan konsentrasi berkendara. Ini membantu menjaga tingkat kewaspadaan tetap optimal.

Yang sering dilupakan adalah bahwa microsleep tidak selalu bisa diatasi dengan konsumsi kafein atau minuman energi. Solusi jangka pendek ini bisa memberikan rasa aman yang palsu.

Ketika tubuh sudah mencapai batas kelelahannya, microsleep bisa terjadi tanpa bisa ditahan, bahkan dengan kadar kafein tinggi dalam sistem tubuh.

Menjadi pengendara yang bijak bukan hanya soal kemampuan mengendalikan motor, tapi juga kemampuan mengenali dan menghormati batas kemampuan diri sendiri. 

Kesadaran akan bahaya microsleep dan kemampuan mengenali tanda-tandanya merupakan keterampilan vital bagi setiap pengendara motor.

Dengan memahami dan menghormati sinyal-sinyal yang diberikan tubuh, pengendara bisa mengambil keputusan tepat untuk beristirahat sejenak sebelum melanjutkan perjalanan.

Ingatlah bahwa setiap perjalanan yang selamat adalah perjalanan yang berhasil, terlepas dari waktu tempuh yang dibutuhkan.

Dalam dunia yang serba cepat ini, terkadang kita tergoda untuk mengabaikan tanda-tanda kelelahan demi mencapai tujuan lebih cepat. Namun, konsekuensi dari mengabaikan sinyal-sinyal microsleep bisa jauh lebih berat dari sekadar keterlambatan beberapa menit.

Keselamatan di jalan raya adalah tanggung jawab bersama, dan dimulai dari kesadaran individual untuk mengenali dan menghormati batas kemampuan diri sendiri.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI