Toyota sendiri telah mengembangkan mobil hybrid dari 1997 yang diawali dengan model Prius. Sejak saat itu, model hybrid telah berkembang menjadi bagian utama dari penjualan global perusahaan.
Permintaan sangat tinggi seperti di negara-negara Eropa dan Amerika Utara, di mana mobil hybrid yang dapat mengisi daya sendiri sering kali dianggap sebagai langkah praktis dan juga ramah lingkungan.
Sementara mobil listrik terus meraih pangsa pasar, ada segmen pembeli cukup besar yang masih belum yakin akan mobil listrik, baik dari segi biaya, kekhawatiran akan jarak tempuh, atau kurangnya infrastruktur. Toyota sejauh ini masih cukup sukses memanfaatkan celah tersebut.
"Sebagai sebuah perusahaan, kami sangat konsisten dalam mengatakan bahwa yang kami lawan adalah karbon dioksida. Kita harus mempertimbangkan semua opsi dan bekerja ke segala arah," tegas Toyoda.
Toyota Manfaatkan Celah di Tengah Perlambatan Mobil Listrik
Meskipun dinilai lambat dalam pergeseran ke mobil listrik, namun Toyota saat ini menuai keuntungan dari pasar mobil listrik yang tengah melambat. Meski pangsa mobil listrik terus tumbuh, laju pertumbuhannya mengalami perlambatan signifikan yang mendorong produsen mobil lain seperti Ford , GM, dan Volvo untuk mempertimbangkan kembali strategi mereka yang sebelumnya berfokus pada mobil listrik.
Di sisi lain, Toyota justru berhasil menjual lebih banyak mobil daripada produsen lain di Amerika Serikat, sebagian besar berkat rangkaian produk hybrid yang terus bertambah.