Suara.com - Pernah mengalami setir mobil tiba-tiba terasa berat, seperti sedang angkat beban di gym? Yang biasanya halus dan ringan, mendadak berubah jadi tantangan fisik setiap kali belok. Kalau kamu pernah merasakannya, tandanya kamu harus baca ini sampai habis.
Ternyata, penyebab setir berat bukan selalu soal masalah teknis yang rumit. Justru, penyebab paling umum dan sering diabaikan adalah hal sederhana: ban kempis seperti dilansir dari Auto2000. Ya, tekanan angin yang kurang bisa mengubah pengalaman berkendara dari nyaman jadi bikin stres.
Secara teknis, ban yang kekurangan angin membuat permukaannya semakin melebar saat menyentuh jalan.
Akibatnya, gesekan jadi lebih besar, dan komponen mobil—terutama bagian kemudi—harus bekerja lebih keras. Efeknya?
- Setir jadi terasa berat dan kurang responsif
- Mobil terasa seperti menarik ke satu arah
- Konsumsi bensin jadi lebih boros
- Usia pakai ban bisa lebih pendek dari seharusnya
Dan yang lebih mengejutkan, ini bukan sekadar membuat mobil tak nyaman dikendarai.
Dalam kondisi tertentu, ban kempis bisa menimbulkan kerusakan serius.
Tekanan yang tidak sesuai membuat dinding ban bekerja ekstra keras, bahkan bisa merusak kawat baja di dalam struktur ban.
Kalau dibiarkan, bukan tidak mungkin ban akan benjol, atau dalam kasus ekstrem, meledak di tengah jalan.

Lebih buruknya lagi, ban kempis ternyata lebih berbahaya daripada ban yang sedikit kelebihan angin. Mengapa? Karena:
Baca Juga: 5 Merek Mobil China Terlaris di Indonesia: BYD Jadi Raja, Pemain Lama Nyungsep
- Mesin harus bekerja lebih berat, meningkatkan konsumsi bahan bakar
- Sistem kemudi jadi tidak stabil, mengurangi faktor keselamatan
- Komponen mobil lain ikut terdampak, menambah beban biaya perawatan
Agar tidak terjebak dalam situasi seperti ini, ada beberapa kebiasaan kecil yang bisa kamu lakukan untuk mencegahnya:
1. Cek tekanan ban secara rutin
Pagi hari sebelum berangkat adalah waktu terbaik. Gunakan alat pengukur tekanan ban (pressure gauge) agar hasilnya akurat.
2. Ketahui angka ideal tekanan ban mobilmu
Informasi ini biasanya tertera di pintu pengemudi bagian dalam atau di buku manual kendaraan.
3. Perhatikan tanda-tanda peringatan
Setir terasa berat sebelah, suara aneh saat belok, atau konsumsi bensin yang tiba-tiba melonjak bisa menjadi sinyal awal adanya masalah.
4. Jadwalkan rotasi dan balancing ban secara berkala
Ini penting untuk menjaga keseimbangan dan umur pakai ban.
5. Bangun kebiasaan mendengarkan ‘bahasa tubuh’ mobil
Mobil biasanya memberi sinyal kalau ada sesuatu yang tidak beres. Dengarkan suara-suara yang tak biasa dan rasakan perubahan dalam kenyamanan berkendara.
Sebagai tambahan, jangan lupakan ban cadangan. Pastikan kondisinya juga selalu prima, karena kamu tidak tahu kapan akan membutuhkannya.
Ban kempis itu seperti hubungan yang tidak sehat—menguras tenaga, bikin boros, dan kalau dibiarkan, bisa membahayakan. Seperti halnya hubungan toxic, lebih baik diatasi sejak dini sebelum menimbulkan masalah yang lebih besar.
Itulah mengapa memeriksa tekanan angin ban bukan sekadar rutinitas teknis, tapi langkah cerdas untuk melindungi keselamatanmu.
Hanya butuh waktu beberapa menit, tapi dampaknya bisa menyelamatkan perjalananmu dari risiko besar.
Ban yang sehat akan mendukung kinerja mobil secara keseluruhan—setir jadi lebih ringan, bensin lebih hemat, dan kenyamanan berkendara tetap terjaga.
Mobil adalah partner setia dalam keseharianmu. Ia tak pernah mengeluh saat diajak beraktivitas ke mana pun.
Maka, sudah seharusnya kamu juga memberi perhatian pada kebutuhannya. Jangan tunggu sampai muncul gejala, karena pencegahan selalu lebih baik daripada perbaikan.
Ingat, merawat kendaraan bukan hanya soal tampilan luar, tapi tentang komitmen menjaga keamanan diri sendiri dan orang-orang yang ikut menumpang. Jalan boleh panjang, tapi keselamatan harus selalu di depan.