Setelah mengalami periode yang lebih lambat di 2024, pasar mobil listrik Eropa kini menguat kembali berkat semakin banyaknya merek dari China yang masuk ke pasar, seperti BYD, Zeekr, Nio, dan XPeng, yang menawarkan mobil listrik dengan harga lebih terjangkau dibandingkan merek Eropa.

Amerika Utara Tertinggal dalam Pertumbuhan EV
Di sisi lain, Amerika Utara menunjukkan pertumbuhan yang lebih moderat, dengan 600.000 unit terjual sepanjang 2025, hanya meningkat 5% dibandingkan 2024.
Perlambatan ini bisa disebabkan oleh preferensi pasar yang masih condong ke kendaraan berbahan bakar konvensional, serta kebijakan perdagangan yang membuat harga mobil listrik di wilayah ini kurang kompetitif dibandingkan di China dan Eropa.
Sementara itu, kategori “Rest of the World”, yang mencakup pasar-pasar berkembang, mencatat pertumbuhan tertinggi secara persentase, yakni 37%, meskipun volumenya lebih kecil, sekitar 500.000 unit.

Apa yang Mendorong Kenaikan Ini?
Para analis mencatat bahwa terlepas dari ketegangan perdagangan global, tren penjualan mobil listrik tetap positif. Pabrikan lokal di China dan Eropa semakin memperkuat dominasinya, merebut pangsa pasar dari merek-merek tradisional.
Eropa semakin agresif mengejar target lingkungan, mendorong percepatan transisi ke mobil listrik, sementara China memanfaatkan insentif pemerintah yang mendorong warga untuk mengganti kendaraan lama dengan model listrik yang lebih ramah lingkungan.
Meski ada banyak spekulasi bahwa adopsi mobil listrik akan melambat, angka penjualan menunjukkan sebaliknya.
Baca Juga: Toyota Bantah Akan Akuisisi Neta, Perusahaan Mobil Listrik China yang Disebut Segera Bangkrut
Dengan China sebagai pemimpin pasar, Eropa yang terus mengejar, serta semakin banyaknya pilihan kendaraan listrik yang masuk ke berbagai negara, industri ini semakin mendekati era dominasi EV.