Mobil Listriknya Dihujani Isu Negatif, Xiaomi: Kami Diserang Buzzer

Cesar Uji Tawakal Suara.Com
Rabu, 21 Mei 2025 | 14:42 WIB
Mobil Listriknya Dihujani Isu Negatif, Xiaomi: Kami Diserang Buzzer
Xiaomi SU7 Ultra. (ArenaEV)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Industri otomotif China sedang mengalami perubahan besar, dengan semakin banyaknya pemain baru di segmen mobil listrik.

Salah satu yang mencuri perhatian adalah Xiaomi, yang baru-baru ini terjun ke pasar kendaraan listrik.

Namun, alih-alih menikmati peluncuran produknya, perusahaan justru diterpa berbagai isu negatif yang semakin memanas di ranah media sosial.

Setelah sebelumnya harus meminta maaf kepada pemilik Xiaomi SU7 yang merasa tertipu dengan fitur aero hood berharga Rp98,4 juta yang ternyata hanya aksesori kosmetik, Xiaomi kembali menjadi sorotan.

Kali ini, perusahaan mengklaim ada kampanye terkoordinasi untuk menjatuhkan mereka, melibatkan 10.000 akun media sosial yang menyebarkan informasi negatif sejak Desember 2024, menurut laporan Carscoops.

Tidak hanya sekadar rumor, Xiaomi menuduh bahwa kelompok ini menggunakan software otomatis untuk membuat konten palsu, menciptakan opini publik yang menyesatkan, dan memanipulasi persaingan antar merek mobil listrik.

Langkah ini diduga bertujuan untuk merusak reputasi perusahaan, terutama menjelang peluncuran SUV listrik Xiaomi YU7 dan chipset Xring 01 yang dikembangkan secara in-house.

Dugaan Serangan Terhadap Xiaomi

SU7 Ultra Jadi Mobil Listrik Berperforma dari Xiaomi yang Mulai Dipasarkan di Luar China. (Foto: Xiaomi)
SU7 Ultra Jadi Mobil Listrik Berperforma dari Xiaomi yang Mulai Dipasarkan di Luar China. (Foto: Xiaomi)

Menurut laporan dari Car News China, otoritas China kini sedang menyelidiki kasus ini, dengan beberapa tersangka telah masuk radar investigasi.

Baca Juga: Pemerintah Fokus Insentif Mobil Listrik, Penjualan Mobil Baru Terus Merosot

Xiaomi menyebut fenomena ini sebagai “kejahatan water army”, di mana kelompok kriminal menggunakan teknologi untuk menyebarkan fitnah dalam skala besar, atau "Buzzer" jika mengacu aktivitas serupa di Indonesia.

“Kami telah menemukan rantai distribusi yang kompleks, dengan skala operasi yang masif,” ungkap Xiaomi dalam pernyataan resminya. “Dampaknya sangat negatif bagi lingkungan digital dan reputasi korporasi kami.”

Siapa di Balik Kampanye Ini?

Xiaomi belum menyebut nama pesaing tertentu yang diduga berada di balik serangan ini, tetapi banyak yang berspekulasi bahwa ini adalah bagian dari persaingan di industri kendaraan listrik.

Saat ini, mobil semakin banyak bergantung pada teknologi, dengan integrasi antara industri chipset dan otomotif semakin kuat.

Ketika ada perusahaan disruptif seperti Xiaomi yang berpotensi mengubah status quo, tidak mengherankan jika ada pihak yang merasa terancam dan berusaha menjegal langkah Xiaomi sebelum produknya benar-benar hadir di pasar.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI