Meskipun mantan karyawan telah memenangkan tuntutan hukum, mereka kesulitan menagih upah yang seharusnya mereka terima karena perusahaan dilaporkan tidak memiliki aset yang cukup untuk disita.
Sebagai contoh, pada Maret 2025, perintah pengadilan hanya berhasil membekukan kurang dari 500 yuan (sekitar 70 USD) dari gabungan dua rekening bank perusahaan afiliasi Neta Auto.
Pada tanggal 13 Mei, Shanghai Yuxing Advertising Co., Ltd. mengajukan permohonan peninjauan kebangkrutan terhadap Hozon New Energy yang menaungi Neta Auto, dengan tuduhan utang sebesar 5,31 juta yuan (sekitar 740.000 USD) untuk promosi iklan.
Posisi Neta di Indonesia
Posisi Neta di Indonesia tidak jauh berbeda dengan di negara asalnya. Perusahaan mobil listrik asal Tiongkok ini sempat mencuri perhatian dengan menghadirkan Neta V. Selanjutnya perusahaan yang melakukan perakitan lokal di pabrik Handal Indonesia Motor (HIM) di Bekasi ini turut memboyong Neta V-II untuk dirakit dan dipasarkan di Indonesia.
Terakhir Neta sempat memasarkan Neta X untuk menambah jajaran produk mobil listrik mereka di Indonesia. Namun strategi yang dijalankan perusahaan sepertinya tidak sesuai dengan apa yang diharapkan di tengah semakin banyaknya merek mobil China yang turut menawarkan mobil listrik.
Dari sisi penjualan, jika berkaca dari data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), penjualan mobil Neta di Indonesia sepanjang Januari-Maret 2025 memang tidak menggembirakan, yakni hanya 198 unit. Bahkan perusahaan hanya mampu menjua sebanyakl 55 unit mobil listrik pada Maret lalu.