Suara.com - Era mobil listrik (EV) sudah di depan mata. Desainnya yang futuristis, akselerasinya yang instan, dan klaim ramah lingkungan membuatnya semakin dilirik oleh generasi milenial dan profesional muda di Indonesia.
Namun, di balik semua keunggulannya, ada satu pertanyaan krusial yang sering muncul: "Mahal nggak sih perawatannya?"
Banyak yang masih ragu untuk beralih ke EV karena khawatir akan biaya tak terduga, terutama soal biaya perawatan mobil listrik.
Anggapan bahwa teknologi baru pasti lebih mahal perawatannya masih melekat kuat.
Padahal, faktanya bisa membuat Anda terkejut. Mari kita bongkar tuntas mitos dan fakta seputar biaya kepemilikan mobil listrik.
Apakah Perawatan Mobil Listrik Lebih Mahal? Jawabannya: Tidak
Jika kita membandingkan secara langsung, biaya perawatan mobil listrik justru jauh lebih terjangkau dibandingkan mobil konvensional (bensin).
Mengapa demikian? Jawabannya terletak pada kesederhanaan komponen mekanisnya.
Mobil listrik tidak memiliki mesin pembakaran internal yang kompleks.
Baca Juga: VinFast Jadikan Mobil Listrik VF 5 Hadiah di Jakarta Fair
Coba bayangkan, Anda tidak akan pernah lagi direpotkan dengan urusan-urusan berikut:
- Ganti Oli Mesin: Ini adalah salah satu pos pengeluaran rutin terbesar pada mobil bensin. Mobil listrik tidak menggunakan oli mesin, jadi Anda bisa mencoret biaya ini selamanya.
- Penggantian Filter Oli & Bensin: Komponen ini tidak ada di mobil listrik.
- Perawatan Busi: Ucapkan selamat tinggal pada pengecekan dan penggantian busi.
- Servis Radiator: Sistem pendingin baterai pada mobil listrik ada, namun perawatannya tidak sesering dan sekompleks radiator mesin bensin.
Komponen yang perlu dicek rutin pada mobil listrik umumnya hanya filter kabin, minyak rem, dan cairan pendingin baterai yang interval penggantiannya sangat panjang, misalnya setiap 60.000 km.
Secara angka, perbedaannya sangat signifikan. Biaya servis tahunan mobil konvensional bisa mencapai Rp6-8 juta, sedangkan biaya perawatan mobil listrik hanya berkisar Rp3-4 juta.
Dalam jangka waktu 5 tahun, total penghematan biaya perawatan bisa mencapai Rp10 juta hingga Rp20 juta.
Ditambah lagi, insentif pajak kendaraan listrik dari pemerintah membuat biaya tahunan semakin ringan.
![Warga mengisi daya mobil di Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU), Banda Aceh, Aceh, Selasa (15/4/2025) [Suara.com/ANTARA]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2025/06/13/89006-mobil-listrik.jpg)
Berapa Biaya Sekali Charge Mobil Listrik di Rumah?
Selain biaya perawatan, biaya "bahan bakar" atau pengisian daya juga menjadi pertimbangan utama.
Kabar baiknya, mengisi daya mobil listrik di rumah jauh lebih hemat daripada mengisi bensin di SPBU.
Mengacu pada simulasi dari AION Indonesia, biaya home charging atau cas di rumah dikenakan tarif listrik normal, sekitar Rp1.699 per kWh.
Mari kita ambil contoh mobil listrik AION Y Plus dengan kapasitas baterai 50,66 kWh.
Simulasi Biaya Cas di Rumah:
1. Mengisi dari 20 persen ke 90 persen: Anda hanya membutuhkan daya sekitar 35,46 kWh.
- Perhitungannya: 35,46 kWh x Rp 1.699/kWh = Rp 60.250
2. Mengisi dari 50 persen ke 100 persen: Anda membutuhkan daya 25,33 kWh.
- Perhitungannya: 25,33 kWh x Rp 1.699/kWh = Rp 43.186
Bandingkan dengan mobil bensin yang untuk menempuh jarak sama bisa menghabiskan ratusan ribu rupiah.
Dengan biaya cas yang sangat terjangkau, ditambah kemudahan mengisi daya di rumah semalaman saat Anda tidur, mobil listrik menawarkan kepraktisan dan efisiensi yang luar biasa.
Melihat fakta di atas, jelas bahwa biaya perawatan mobil listrik secara keseluruhan jauh lebih rendah dibandingkan mobil bensin.
Meskipun harga beli awalnya mungkin sedikit lebih tinggi, penghematan dari biaya operasional, servis rutin, dan pajak menjadikannya pilihan investasi jangka panjang yang sangat cerdas dan menguntungkan.