Suara.com - Tren penurunan penjualan mobil baru di Indonesia ternyata tidak serta merta menjadi angin segar bagi pasar mobil bekas. PT Astra International Tbk (ASII) mengungkapkan bahwa tekanan daya beli masyarakat masih menjadi faktor utama yang menahan pergerakan pasar otomotif secara keseluruhan, baik di segmen baru maupun mobil bekas.
Anggapan bahwa lesunya pasar mobil baru akan otomatis mendorong lonjakan permintaan mobil bekas pun dipatahkan. Situasi ekonomi dinilai menjadi penyebab utama konsumen menahan belanja kendaraan.
"Perlu dicatat, pelemahan di pasar mobil baru tidak otomatis mendorong kenaikan penjualan mobil bekas. Situasi ekonomi yang belum sepenuhnya kondusif berdampak ke seluruh segmen," ujar Head of Corporate Investor Relations Astra International, Tira Ardianti, dikutip Jumat (18 Juli 2025).
Meski demikian, Tira menjelaskan, dalam kondisi daya beli yang melemah, konsumen yang tetap memutuskan membeli kendaraan cenderung beralih ke mobil bekas dengan harga lebih terjangkau.
Segmen city car dan Low MPV biasanya kerap menjadi pilihan utama. Sementara itu, pasar mobil hybrid dan listrik bekas masih belum menunjukkan geliat signifikan karena harganya yang masih relatif tinggi dan pilihan unit yang terbatas di pasaran.
Menghadapi tantangan ini, Astra memperkuat lini bisnis mobil bekasnya melalui OLXmobbi, platform hasil integrasi dari mobbi, OLX Autos, dan mobil88 yang diluncurkan pada Maret 2024. Langkah ini diambil setelah Astra mengakuisisi 100% saham OLX Indonesia pada Agustus 2023.
"Kami fokus pada ketersediaan produk yang sesuai kebutuhan pasar, transparansi kondisi unit, dan layanan purna jual yang andal. Itu penting untuk menjaga kepercayaan konsumen," jelas Tira.

Berdasarkan data internal perusahaan, pelemahan pasar memang terasa. Penjualan mobil Astra sepanjang semester pertama 2025 tercatat turun 12,98% secara tahunan menjadi 201.633 unit. Penurunan lebih dalam terjadi pada Juni 2025, di mana penjualan hanya mencapai 29.365 unit, anjlok 33,1% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.
Untuk menjaga daya saing di segmen mobil bekas, Astra mengandalkan berbagai strategi insentif, mulai dari program tukar tambah (trade-in), penawaran paket cicilan menarik, hingga kampanye promosi yang lebih agresif. "Ini bagian dari upaya kami agar tetap relevan di tengah pasar yang dinamis," pungkas Tira.
Baca Juga: Bocoran Daihatsu Rocky Hybrid yang Diperkirakan Melantai di GIIAS 2025
Penjualan Mobil Baru
Pasar otomotif masih berada di dalam fase penurunan pada semester pertama tahun ini. Menurut data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (GAIKINDO) terbaru, penjualan mobil wholesales dari pabrik ke diler turun 8,6% secara tahunan.
Pada periode Januari-Juni 2025, penjualan mobil secara wholesales mencapai 374.740 unit. Angka ini lebih rendah 8,6% ketimbang periode yang sama tahun lalu.
Padahal di semester pertama tahun lalu, penjualan mobil secara wholesales juga sudah turun. Periode Januari-Juni 2024, penjualan mobil wholesales turun 19,04%.
Sejalan, penjualan mobil secara retail dari diler ke konsumen turun 9,71% pada semester pertama tahun ini menjadi 390.467. Penurunan penjualan retail ini juga lebih rendah ketimbang semester pertama tahun lalu yang turun 13,93%.