Suara.com - Persaingan mobil listrik makin panas. Setelah merek-merek asal Tiongkok seperti BYD dan Wuling gencar merilis EV murah, kini giliran Hyundai yang bersiap masuk ke segmen tersebut lewat model terbaru yang diyakini sebagai Hyundai Ioniq 2.
Meski belum resmi diumumkan, sejumlah foto prototipe yang tertangkap kamera menunjukkan bahwa Hyundai mulai serius menghadang laju EV murah dari China.
Selama ini, Hyundai dikenal lewat lini Ioniq yang menyasar segmen menengah ke atas, seperti Ioniq 5, Ioniq 6 N, dan yang akan datang Ioniq 9.
Tapi kehadiran Ioniq 2 menandai perubahan strategi: membidik pasar EV kompak dengan harga lebih terjangkau, mirip dengan pendekatan Kia lewat EV2 dan EV3.
Dari foto-foto yang beredar di Carscoops, Ioniq 2 tampil sebagai hatchback mungil dengan desain yang cukup modern. Bagian depan terlihat tegak dengan intake lebar di bawah dan lampu utama ramping.
Sensor berbentuk angular di fascia depan menandakan kemungkinan dukungan fitur semi otonom atau sistem ADAS.

Profil sampingnya khas hatchback, dengan garis atap yang landai dan jendela belakang yang menyapu naik. Velg berukuran sedang dibalut ban Hankook iON GT, ban musim panas yang dirancang khusus untuk EV kompak.
Bagian belakang Ioniq 2 tampak sederhana, dengan bumper polos dan lampu LED yang menyatu dengan kaca belakang yang agak tegak.
Meski masih tertutup kamuflase, siluetnya menunjukkan bahwa Hyundai ingin menjaga desain tetap fungsional dan tidak terlalu eksperimental, berbeda dengan gaya futuristik Ioniq 5.
Baca Juga: 4 Rekomendasi Mobil Bekas Termurah Juli 2025 dari Volkswagen: Tahun 2010 ke Atas, Mulai Rp80 Jutaan
Soal spesifikasi, belum ada informasi resmi, tapi banyak yang memprediksi bahwa Ioniq 2 akan berbagi platform dengan Kia EV2 dan EV3, yakni Electric-Global Modular Platform (E-GMP).
Artinya, mobil ini kemungkinan akan dibekali baterai 58,3 kWh dan motor listrik depan dengan tenaga sekitar 201 hp (204 PS).
Jika benar, performanya akan cukup untuk kebutuhan harian, bahkan bisa bersaing dengan EV China yang rata-rata punya tenaga di bawah 150 hp.

Langkah Hyundai ini bisa jadi strategi penting untuk menjaga daya saing di pasar global, termasuk Indonesia. Saat ini, pasar EV Tanah Air mulai diramaikan oleh model-model murah dari China seperti BYD Atto 1dan Wuling Air EV.
Jika Hyundai mampu menghadirkan Ioniq 2 dengan harga kompetitif, desain menarik, dan fitur lengkap, bukan tidak mungkin mobil ini akan jadi penantang serius di segmen EV entry-level.
Kesimpulannya, Hyundai Ioniq 2 bisa jadi kunci untuk membuka pasar EV yang lebih luas, sekaligus menghadang dominasi merek-merek China yang mulai agresif di segmen bawah.
Jika Hyundai bisa menjaga kualitas dan harga tetap bersaing, maka Ioniq 2 bukan hanya sekadar hatchback listrik, tapi juga simbol perubahan arah strategi Hyundai di era elektrifikasi. Kita tunggu saja gebrakan resminya.