Sering Dipuja Orang Indonesia, 5 Fitur Mobil Ini Justru Dianggap "Sampah" di Luar Negeri

Cesar Uji Tawakal Suara.Com
Rabu, 30 Juli 2025 | 14:16 WIB
Sering Dipuja Orang Indonesia, 5 Fitur Mobil Ini Justru Dianggap "Sampah" di Luar Negeri
AC mobil dengan tombol fisik lebih disukai dibandingkan touchscreen. (Pexels/Kaboompics)

Suara.com - Mobil modern makin dipenuhi fitur-fitur canggih yang bikin penggunanya merasa naik kendaraan masa depan.

Tapi tahukah kamu, beberapa fitur yang sering dipuja di Indonesia justru dianggap mengganggu atau bahkan tidak berguna oleh pengguna di luar negeri?

Dikutip dari Autoevolution, sebuah survei dari Tempcover yang melibatkan 2.000 pengemudi di Amerika dan Eropa mengungkap fakta menarik: banyak fitur mobil yang dianggap keren di Indonesia, ternyata bikin frustrasi di negara lain.

Penampilan interior mobil Xiaomi SU7. (Xiaomi)
Penampilan interior mobil Xiaomi SU7. (Xiaomi)

1. Lane Assist: Bikin Aman atau Malah Bikin Emosi?

Fitur lane assist atau bantuan menjaga lajur jadi fitur paling dibenci oleh 22% responden. Padahal di Indonesia, fitur ini sering dipromosikan sebagai teknologi keselamatan premium.

Masalahnya, sistem ini kadang terlalu sensitif dan bisa mengintervensi kemudi secara tiba-tiba, terutama di jalanan sempit atau saat berpindah jalur tanpa lampu sein.

2. Voice Recognition: Lebih Sering Gagal daripada Bantu

Fitur pengenalan suara, baik bawaan mobil maupun lewat Android Auto atau Apple CarPlay, menempati posisi kedua sebagai fitur paling menyebalkan.

Sebanyak 17% pengemudi mengeluhkan perintah suara yang sering gagal dipahami. Di Indonesia, fitur ini sering dianggap keren dan futuristik, padahal penggunaannya masih jauh dari kata praktis.

Baca Juga: 5 Mobil Bekas di Bawah 100 Juta yang Masih Layak Pakai 2025

Google dan Apple bahkan berencana mengganti sistem lama dengan AI generasi baru seperti Gemini dan Siri Next-Gen, karena versi sekarang dianggap "lebih banyak miss-nya daripada hit-nya."

 Interior mobil fuel cell Toyota Mirai [Toyota via ANTARA News].
Interior mobil fuel cell Toyota Mirai [Toyota via ANTARA News].

3. Fitur Berlangganan: Bayar Lagi untuk Fitur yang Sudah Ada?

Di posisi ketiga, fitur berbasis langganan jadi sumber kekesalan. Banyak pabrikan kini menyematkan fitur seperti pemanas jok, navigasi, atau konektivitas premium yang hanya bisa diakses lewat biaya bulanan.

Di luar negeri, ini dianggap sebagai strategi "memeras" konsumen. Di Indonesia, tren ini belum terlalu masif, tapi mulai muncul di beberapa merek Eropa.

4. Auto Start/Stop: Hemat Bensin Tapi Bikin Risih

Fitur ini mematikan mesin saat mobil berhenti dan menyalakannya kembali saat pedal gas diinjak. Meski bisa menghemat BBM hingga 14%, banyak pengemudi merasa terganggu dengan sensasi mesin mati-nyala.

Bahkan EPA (Environmental Protection Agency) menyebut fitur ini sebagai "trofi partisipasi iklim" yang tidak terlalu berdampak.

5. Layar Sentuh: Modern Tapi Mengalihkan Fokus

Touchscreen di mobil memang terlihat modern, tapi 13% responden menganggapnya mengganggu. Pengemudi harus mengalihkan pandangan dari jalan ke layar, yang bisa meningkatkan risiko kecelakaan.

Di Indonesia, layar besar sering jadi daya tarik utama, padahal tombol fisik justru lebih aman dan intuitif.

Penampilan interior mobil Xiaomi SU7. (Xiaomi)
Penampilan interior mobil Xiaomi SU7. (Xiaomi)

Fitur Lama yang Dirindukan

Menariknya, banyak pengemudi luar negeri justru merindukan fitur-fitur lama seperti rem tangan manual, tombol fisik, dan ban cadangan full-size.

Fitur-fitur ini dianggap lebih praktis dan bisa diandalkan, terutama saat kondisi darurat.

Teknologi mobil memang terus berkembang, tapi tidak semua fitur cocok untuk semua orang. Di Indonesia, fitur-fitur seperti lane assist, voice command, dan layar sentuh sering jadi bahan promosi.

Tapi di luar negeri, fitur-fitur ini justru dikritik karena dianggap tidak efisien atau bahkan berbahaya.

Jadi, sebelum tergoda beli mobil karena fitur-fitur "wah", ada baiknya kita cek dulu: apakah fitur itu benar-benar berguna, atau cuma gimmick yang bikin repot?

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI