Suara.com - Pasar otomotif Indonesia tengah mengalami pergeseran besar.
Ketika penjualan mobil baru terus menunjukkan tren penurunan, pasar mobil bekas justru mengalami pertumbuhan signifikan dan diprediksi akan terus meningkat dalam beberapa tahun ke depan.
Data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) menunjukkan penjualan mobil bekas dalam setahun bisa mencapai 1,8 juta unit, jauh melampaui mobil baru yang hanya terjual 865.723 unit pada 2024—angka ini turun 14% dibandingkan tahun sebelumnya.
Bahkan, penjualan mobil baru secara ritel pada Januari hingga April 2025 tercatat kembali turun sebesar 7,7% dibanding periode sama di 2024.
Tren positif pasar mobil bekas ini diproyeksikan akan berlanjut.
Laporan Mordor Intelligence menyebut pasar mobil bekas Indonesia akan tumbuh dengan Compounded Annual Growth Rate (CAGR) sebesar 5,79% sepanjang 2024–2029.
Ada sejumlah faktor yang mendorong pertumbuhan pasar mobil bekas:
1. Kesenjangan Harga dan Daya Beli
Harga mobil baru, khususnya segmen populer seperti Low MPV, mengalami kenaikan rata-rata 7% per tahun sejak 2013 hingga 2022—angka yang jauh melampaui inflasi.
Sementara itu, pendapatan per kapita masyarakat tidak tumbuh sebanding, membuat mobil baru semakin sulit dijangkau, khususnya bagi kalangan kelas menengah.
Baca Juga: 5 Rekomendasi Mobil Bekas City Car Rp50 Jutaan Irit BBM untuk Anak Muda
Akibatnya, mobil bekas menjadi pilihan lebih realistis dan terjangkau.
2. Kualitas dan Transparansi Meningkat
Dulu pasar mobil bekas identik dengan risiko tinggi, kini berubah berkat perbaikan standar dan transparansi.
Banyak platform dan diler mobil bekas kini menyediakan informasi rinci tentang kondisi kendaraan, riwayat servis, bahkan memberikan garansi.
Hal ini meningkatkan kepercayaan konsumen dan menurunkan kekhawatiran akan membeli kendaraan bermasalah.
3. Kemudahan Akses dan Pembiayaan
Platform digital memudahkan konsumen mencari, membandingkan, dan membeli mobil bekas.
Selain itu, pembiayaan untuk kendaraan bekas juga tumbuh pesat.