Infografis
Suara.com - Menjelang HUT ke-80 RI, halaman Istana Kepresidenan Jakarta mulai ramai dekorasi bernuansa sejarah. Di antara sorotan utama, deretan mobil kepresidenan era terdahulu kembali tampil, mengingatkan publik pada jejak perjalanan negara.
Salah satunya, sebuah Mercedes-Benz S280 tahun 1980, terparkir rapi diapit Cadillac Fleetwood Brougham.
Bukan sekadar pajangan mewah, unit S280 ini istimewa karena disebut menjadi sahabat perjalanan tiga Presiden RI: Soeharto, B.J. Habibie, dan Abdurrahman Wahid (Gus Dur).
Aura historisnya kental, dari siluet sedan besar khas Jerman sampai detail interior yang merekam protokol kenegaraan.
Di luar pagar Istana, minat terhadap “kembaran” S280 pun ikut terangkat. Tidak sedikit yang bertanya-tanya: seandainya ingin merasakan sensasi sedan negara, berapa dana yang harus disiapkan di pasar mobil bekas?
Harga di pasar bekas: dari kelas Brio bekas sampai item kolektor
Kabar baiknya, Mercedes-Benz S280 dan saudara-sedarnya masih bisa ditemui di pasar bekas. Untuk unit produksi lebih muda (dekade 1990–2000-an), banderol umumnya berkisar Rp80 jutaan hingga Rp200 jutaan, praktis setara kelas harga Honda Brio bekas.
Di rentang ini, Anda bisa menemukan mobil layak pakai, asalkan teliti soal riwayat servis dan kondisi bodi-interior.
Namun, untuk unit yang usianya berdekatan dengan tunggangan Presiden Soeharto (era 1980-an) apalagi dengan tampilan identik, harganya bisa melesat hingga Rp500 jutaan.
Baca Juga: Gaya di Jalanan, 5 Rekomendasi Mobil Bekas Sporty Rp50 Jutaan, Cocok Buat Road Trip Anak Muda
Kategori ini sudah masuk wilayah kolektor: keorisinalan part, kelengkapan dokumen, dan kondisi kosmetik berperan besar menentukan nilai.
Spesifikasi singkat “kembaran” S280
Perlu dicatat, spek mobil Presiden Soeharto, atau mobil kepresidenan pada umumnya tentu berbeda dari unit massal. Meski begitu, gambaran mesin S-Class era 1980-an memberi referensi menarik.
Menurut sejumlah catatan, jajaran S-Class waktu itu menawarkan beberapa opsi mesin bensin, mulai dari sekitar 2,7 liter berkekuatan kurang-lebih 160 hp, 3,5 liter sekitar 190 hp, 4,5 liter sekitar 224 hp, hingga varian besar sekitar 6,8 liter yang menembus kira-kira 286 hp.
Pilihan transmisi tersedia manual maupun otomatis, menyesuaikan pasar dan trim.
Artinya, sekalipun Anda tidak mendapatkan spesifikasi tamu negara, pengalaman berkendara sedan Jerman kelas atas—tenang, presisi, dan berwibawa—tetap bisa dirasakan dari unit pasar bebas yang terawat.
Tips berburu: utamakan riwayat, cek detail mahal
Sebelum jatuh hati pada kilau krom dan jok kulit, utamakan pengecekan mobil bekas yang menyentuh aspek biaya besar:
Riwayat servis dan bukti perawatan rutin, termasuk penggantian fluida, sistem pendingin, dan rem.
Kondisi bodi sasis dari karat; perbaikan panel dan cat berkualitas pada sedan klasik bisa mahal.
Sistem elektrik dan fitur kenyamanan seperti AC, power window, dan instrumen, karena troubleshooting elektrikal makan waktu dan biaya.
Ketersediaan suku cadang fast moving dan part spesifik; pastikan ada bengkel spesialis yang familiar dengan S-Class era tersebut.
Siapkan dana cadangan untuk “catch-up maintenance,” terutama jika mobil jarang dipakai.
Ingat, konsumsi BBM dan pajak kendaraan akan lebih tinggi daripada hatchback entry-level. Namun, nilai yang dibeli bukan sekadar mobilitas—melainkan pengalaman berkendara dan nilai historis.
Kembaran mobilnya Presiden Soeharto tidak lagi sekadar mimpi kolektor. Di pasar bekas, sedan selevel S280 dari era lebih muda bisa didapat di kelas harga Brio bekas, asalkan Anda teliti memilih.
Sementara unit era 1980-an yang tampil identik wajar melambung hingga ratusan juta karena faktor kelangkaan dan historis.
Jika Anda mengejar sensasi "state limousine" tanpa merobek anggaran, fokus pada unit dengan perawatan jelas, kondisi elektrikal sehat, dan bodi minim pekerjaan. Dengan strategi ini, Anda bisa menikmati wibawa sedan Jerman klasik—lengkap dengan cerita yang menyertainya.
