Waspada Bahaya Rem Blong di Mobil Listrik, Ternyata Ini Biang Keroknya

Sabtu, 16 Agustus 2025 | 14:15 WIB
Waspada Bahaya Rem Blong di Mobil Listrik, Ternyata Ini Biang Keroknya
Ilustrasi Mobil Listrik. (Foto: Istimewa)

Suara.com - Perhelatan otomotif GAIKINDO Indonesia International Auto Show (GIIAS) 2025 menegaskan dominasi mobil listrik sebagai primadona baru di jalanan Indonesia. Namun di balik teknologinya yang senyap dan ramah lingkungan, ada satu komponen vital yang sering luput dari perhatian pemilik, yakni sistem pengereman.

Berbeda dari mobil konvensional, kendaraan listrik memiliki torsi instan yang sangat besar dan langsung tersalur ke roda. Karakteristik ini menuntut sistem pengereman yang prima, karena jika tidak, risiko kecelakaan fatal bisa meningkat. Kasus mobil listrik yang celaka akibat pengemudi belum terbiasa dengan sensitivitas pedal gas dan rem menjadi pengingat pentingnya hal ini.

Menjawab tantangan tersebut, PT Autochem Industry (AI) menyoroti peran krusial cairan rem yang diformulasikan khusus untuk iklim tropis dan teknologi elektrifikasi.

"Kami memiliki tim riset yang kompeten dalam menciptakan brake fluid yang sesuai karakter iklim tropis. Sekarang, kami belajar dari perkembangan teknologi elektrifikasi untuk mendapatkan formula terbaik cairan rem, sehingga Prestone Brake Fluid sanggup memenuhi kebutuhan mobil listrik yang beredar di Indonesia," jelas Henry Sada, Direktur Utama PT Autochem Industry, Sabtu (16 Agustus 2025).

Perlunya menggunakan cairan rem khusus untuk meredam torsi instan mobil listrik. (Foto: Prestone)
Perlunya menggunakan cairan rem khusus untuk meredam torsi instan mobil listrik. (Foto: Prestone)

Masalah utama yang mengintai sistem pengereman, terutama pada mobil listrik yang bekerja lebih keras, adalah vapor lock. Ini adalah kondisi berbahaya di mana cairan rem mendidih akibat suhu ekstrem, menghasilkan uap air yang membuat pedal rem terasa hampa atau blong.

Suhu kerja cairan rem bisa mencapai 180 derajat Celcius. Masalahnya, cairan ini bersifat higroskopis atau mudah menyerap air dari udara. Kontaminasi air sebanyak 3% saja dapat menurunkan titik didih cairan rem hingga 100 derajat Celcius, meningkatkan risiko vapor lock secara drastis.

Prestone Brake Fluid DOT 4 yang menjadi standar untuk mobil listrik, memiliki titik didih 265 derajat Celcius. Formulanya dirancang untuk menjaga kadar air tetap rendah, bahkan di bawah ambang batas SNI 0,3%, berkat riset panjang yang disesuaikan untuk iklim tropis Indonesia dengan kelembapan tinggi.

Dalam melakukan riset, Prestone menggunakan alat laboratorium yang merupakan gold standard di dunia international seperti alat Karl Fischer untuk mengukur kadar air. Alat ini tentunya lebih akurat daripada alat-alat yang ada di lapangan seperti test pen yang mengukur konduktivitas saja dan dikorelasikan dengan kadar air. Padahal banyak hal lain seperti aditif yang bisa mengubah konduktivitas di dalam cairan rem selain kadar air.

"Cairan rem kami bahkan masih memenuhi standar kualitas SNI untuk kadar air di bawah 0,3% setelah disimpan selama setahun dan dites kembali. Dengan begitu, kami bisa pastikan Anda tidak akan kecewa menggunakan produk Prestone dan keamanan berkendara di jalan akan terjaga," pungkas Henry Sada.

Baca Juga: Wuling Mitra EV Jadi Ambulans Listrik, Siap Tangani Layanan Gawat Darurat

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI