Suara.com - BYD Motor Indonesia menegaskan bahwa kehadiran BYD Atto 1 di Indonesia bukan untuk bersaing dengan mobil LCGC (Low Cost Green Car) tetapi diposisikan sebagai city car listrik.
Head of Marketing PR and Government Relation BYD Motor Indonesia, Luther Panjaitan, menjelaskan bahwa Atto 1 hadir bukan hanya untuk memenuhi kebutuhan mobilitas harian tetapi juga untuk mendukung transisi energi.
“Kami tidak merasa mobil ini berkompetisi langsung dengan LCGC. EV ini kan point of view nya bukan hanya terkait kontribusi pada industri tapi juga kontribusi kepada transisi energi seperti pengurangan polusi. Jadi harus dilihatnya sebagai barang yang berbeda,” ujar Luther di sela acara media test drive BYD Atto 1, Jumat (15 Agustus 2025).
Lebih lanjut, Luther menjelaskan bahwa berdasarkan hasil studi internal, BYD menilai Atto 1 diposisikan sebagai city car karena memiliki dimensi ringkas, fitur memadai, dan jarak tempuh yang ideal untuk mobilitas harian di perkotaan.
Atto 1 sendiri memang dirancang khusus sebagai mobil listrik ringkas yang menyasar kalangan muda yang mengutamakan gaya dan kepraktisan.

Namun menurut Luther, tantangan utama Gen Z untuk memiliki mobil listrik biasanya terletak pada skema pembiayaan. Banyak yang baru memulai karir dengan penghasilan setara UMR sehingga terkendala oleh uang muka yang tinggi dan cicilan berat.
Oleh karena itu, dirinya menghimbau Lembaga pembiayaan untuk menghadirkan strategi yang lebih bersahabat, seperti DP rendah, bunga kecil, cicilan ringan, dan persyaratan yang sederhana agar kaum muda dapat lebih mudah beralih ke kendaraan listrik.
Sebagai informasi, Atto 1 hadir dalam dua pilihan jarak tempuh. Varian Standard Range menggunakan baterai 30,08 kWh dengan jarak tempuh 300 km dan Long Range mengusung baterai 38,88 kWh yang mampu menempuh hingga 380 km (NEDC).
Harga BYD Atto 1 Tipe terendah, Dynamic dibanderol Rp195 juta. Sementara varian tertinggi, Premium dijual Rp235 juta.
Baca Juga: Korea Selatan Kini Punya Teknologi Baterai Baru, Siap Gusur Dominasi EV China