Padahal, ini adalah sebuah jebakan.
Justru sebaliknya, mesin LCGC yang lebih presisi butuh perhatian ekstra, terutama soal pelumas.
Rekomendasi Pabrikan: "LCGC itu harus pakai 0W20. Sekarang pertanyaannya pada ganti olinnya pakai yang 0W20 apa 1040?"
Kenapa Harus 0W-20? Oli yang lebih encer (0W-20) dirancang untuk mesin modern yang celahnya lebih rapat dan presisi.
Menggunakan oli kental seperti 10W-40 akan membuat kinerja mesin lebih berat, yang berujung pada tarikan lemot dan boros BBM.
Jadi, jika selama ini Anda masih memakai oli kental, jangan heran kalau tarikan Calya Anda terasa berat.
Kesalahan Ketiga: "Meracuni" Mesin dengan Bensin Oktan Rendah
Keluhan mesin ngelitik atau knocking adalah masalah klasik. Penyebabnya? Pembakaran yang tidak sempurna.
Dan sumber utamanya seringkali adalah bahan bakar yang kita gunakan.
Baca Juga: Daihatsu Rocky Hybrid Jadi Bintang GIIAS 2025, Sabet Penghargaan dan Ratusan Pesanan
Jika Anda pengguna setia Pertalite, simak baik-baik penjelasan Om Trisno.
"Harusnya rekomendasinya pakai apa? Dia oktan numbernya harus di atas 92 harusnya. Harusnya tidak di Pertalite harusnya," ungkapnya.
Mesin Calya-Sigra, yang sudah dilengkapi busi canggih jenis Iridium, membutuhkan bahan bakar dengan oktan minimal 92 (setara Pertamax) agar proses pembakarannya sempurna.
"Isi bensinnya Pertalite kayaknya bakalan terjadi ngelitik juga dong ya. Percuma kalau sudah diservis kasih oktannya oktan rendah. Iya. Percuma kan pertahanan bakal ada potensi ngelitik lagi." ujar Om Trisno.
Menggunakan bensin oktan rendah pada mesin yang dirancang untuk oktan tinggi akan memicu pembakaran dini, yang terdengar sebagai suara "ngelitik" dan dalam jangka panjang bisa merusak komponen mesin.
Pahami Mobilmu, Rawat dengan Benar