Produsen otomotif asing diharapkan mempercepat rencana investasi agar tetap kompetitif di pasar Indonesia yang terus tumbuh.
Penghentian insentif impor CBU BEV bukan hanya langkah mengurangi ketergantungan pada impor, tetapi juga fondasi bagi terciptanya industri otomotif masa depan yang lebih berkelanjutan, inovatif, dan ramah lingkungan.
Dengan langkah ini, Indonesia berusaha memperkuat industri kendaraan listrik domestik dan mendukung transisi menuju energi bersih.
Produsen mobil asing seperti BYD dan Geely diharapkan akan mempercepat rencana investasi mereka agar tetap kompetitif di pasar Indonesia yang terus tumbuh.
Merek-merek ini harus beradaptasi dengan kebijakan baru ini dan menyesuaikan strategi bisnis mereka untuk menghindari kehilangan pangsa pasar.
Dengan demikian, mereka akan didorong untuk meningkatkan teknologi dan kualitas produk yang diproduksi di Indonesia.
![Ilustrasi home charging mobil listrik. [Wuling]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2025/07/01/79521-ilustrasi-home-charging-mobil-listrik.jpg)
Langkah pemerintah ini juga sejalan dengan komitmen Indonesia untuk mengurangi emisi karbon dan mendukung transisi menuju energi bersih.
Dengan mengalihkan fokus pada produksi kendaraan listrik, Indonesia tidak hanya berusaha untuk memenuhi kebutuhan pasar domestik, tetapi juga berkontribusi pada upaya global dalam menghadapi perubahan iklim.
Dengan demikian, penghentian insentif untuk impor CBU BEV menjadi langkah strategis yang diambil oleh pemerintah Indonesia.
Baca Juga: Jajaran Kendaraan Listrik dan Alat Berat Listrik Pamer Inovasi di Mining Expo 2025
Kebijakan ini bukan hanya tentang mengurangi ketergantungan pada impor, tetapi juga tentang membangun fondasi yang kuat untuk industri otomotif masa depan yang lebih berkelanjutan dan inovatif.
Kontributor : Laili Nur Fajar Firdayanti