Pasar Otomotif 2025 Bergeser, Ini Strategi Mazda Pertahankan Eksistensi

Selasa, 16 Desember 2025 | 12:47 WIB
Pasar Otomotif 2025 Bergeser, Ini Strategi Mazda Pertahankan Eksistensi
Mazda 3 Hatchback (Mazda)
Baca 10 detik
  • Industri otomotif Indonesia akhir 2025 hadapi pergeseran permintaan konsumen menuju gaya hidup, bukan sekadar mobilitas.
  • Mazda menjaga stabilitas pangsa pasar dengan koreksi 0,12% berkat daya tarik emosional desain KODO produk andalan.
  • Menatap 2026, Mazda berencana peluncuran SUV baru dan investasi Training Center untuk mendukung layanan purna jual.

Suara.com - Menjelang akhir tahun 2025, industri otomotif tanah air menghadapi tantangan dinamis yang menuntut adaptasi cepat. Laporan GAIKINDO Q3 2025 dan analisis PwC Indonesia menunjukkan adanya pergeseran struktur permintaan konsumen yang signifikan, di mana keputusan membeli kendaraan kini tak sekadar soal mobilitas, namun juga gaya hidup.

Ricky Thio, Chief Operating Officer PT Eurokars Motor Indonesia, menyoroti fenomena ini sebagai perubahan multidimensional. Konsumen di kota-kota besar kini memandang kendaraan dengan perspektif baru.

“Di Indonesia, sebagian besar orang masih menganggap mobil sebagai means of mobility, elemen penting dalam kehidupan sehari-hari. Di sisi lain, banyak orang juga melihat mobil sebagai cara untuk enrich the quality of life, sejalan dengan pemikiran Mazda,” ujar Ricky Thio, Selasa (16 Desember 2025).

Di tengah kompetisi yang ketat, Mazda terbukti mampu menjaga stabilitas performa. Data internal menunjukkan Mazda hanya mengalami koreksi pangsa pasar sebesar 0,12% pada Oktober 2025, angka yang jauh lebih stabil dibandingkan beberapa pabrikan Jepang lain yang terkoreksi hingga 3%. 

Ketahanan ini ditopang oleh lini produk andalan seperti Mazda CX-5, Mazda CX-3, dan Mazda 3 Hatchback.

“Emotional appeal adalah kekuatan kami. Konsumen membeli bukan hanya karena logika, tetapi juga cinta terhadap desain dan kualitas produk Mazda,” tambah Ricky.

Mazda hadir disejumlah pusat perbelanjaan gelar program akhir tahun. (Foto: Mazda)
Mazda hadir disejumlah pusat perbelanjaan gelar program akhir tahun. (Foto: Mazda)

Meski sisi emosional dan desain KODO menjadi daya tarik utama, konsumen Indonesia yang semakin cerdas tetap memperhitungkan faktor rasional seperti Total Ownership Cost (TOC) dan nilai jual kembali.

“Indonesia adalah salah satu pasar otomotif yang sangat value competitive,” sambung Ricky menjelaskan ketatnya persaingan harga dan nilai produk antar agen pemegang merek.

Menatap tahun 2026, Mazda optimis pasar akan membaik secara bertahap, terutama di semester kedua. Strategi segmentasi yang lebih presisi akan diterapkan dengan membidik konsumen yang mengutamakan kenyamanan berkendara.

Baca Juga: Pesona SUV Mazda Usia Sedekade: Lebih Murah dari BYD Atto 1, Siap Diadu Lawan Pajero Sport

Rencana peluncuran model baru yang didominasi segmen SUV juga telah disiapkan untuk menjawab kebutuhan utilitas pasar lokal.

Komitmen jangka panjang ini diperkuat dengan investasi pembangunan Training Center baru untuk meningkatkan layanan purna jual.

“Training Center ini adalah bukti investasi kami. Mazda hadir bukan hanya sebagai brand, tetapi sebagai ekosistem yang mendukung pengalaman pemilik dari awal hingga akhir,” tegas Ricky.

×
Zoomed

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI