Oleh: Iverdixon Tinungki
Sangihe Talaud adalah negeri kepulauan yang memiliki riwayat mencengangkan tak saja dalam sejarah spiritual, tapi juga lewat keanekaan mitologi. Untuk menyemarakan Sangihe Writers & Readers Festival (SWRF) 2021, berikut ini kami sajikan, tulisan terkait dunia mitologi tersebut dikutip dari Buku “Nusa Utara Masa Purba Hingga Era Kerajaan” karya Iverdixon Tinungki.
Ketika Giacomo Gastaldi mencatumkan Sangil (Sangihe) dalam peta yang dibuatnya pada tahun 1528, Kerajaan Siau sudah berusia 18 tahun sejak diproklamasikan oleh Raja Lokongbanua II pada tahun 1510. Sementara kedatuan di pulau Sangihe yang didirikan Datu Gumansaļangi dan Permaisuri Ondaasa sudah berusia 178 tahun sejak berdiri pada 1350. Bahkan kedatuan ini sudah berusia 63 tahun saat Cheng Ho dalam ekspedisi ke IV tercatat sebagai pengelana laut pertama yang melintasi kepulauan Sangihe Talaud dalam 2 tahun pelayarannya sejak 1413 hingga 1415. Pada era inilah sejarah mulai ditulis oleh para pendatang. Pada masa sebelumnya, sejarah lebih banyak tersimpan dalam mite dan legenda. Demikian mitos dan legenda dalam ribuan tahun Nusa Utara menyajikan jejak tua asal-usul manusia di kepulauan itu.
Manusia Berevolusi Dari Pohon
Sebuah legenda mengisahkan manusia pertama di kepulauan Sangihe Talaud berevolusi dari pohon pisang Abaka (Musa textilis). Rahasia penciptaan dalam pandangan dunia kuno Sangihe Talaud ini dapat dipersandingkan dengan pandangan esoteris orang-orang Mandrake, sebagaimana dipersaksikan sejarawan Herodotus dari Yunani pada abad ke 5 SM.