Unjuk rasa di ibu kota Irak pada awal bulan Oktober lalu mengakibatkan bentrokan dengan polisi antihuru-hara. Tak main-main, bentrokan tersebut mengakibatkan 28 orang kehilangan nyawa. Selain itu, banyak pula korban luka-luka dalam insiden tersebut.
Para pengunjuk rasa di Irak harus berhadapan dengan gas air mata, jam malam, dan peluru kendali saat menyuarakan protesnya. Mereka berunjuk rasa untuk melampiaskan kekecewaan dan kemarahan atas korupsi, pengangguran, dan layanan pemerintah yang buruk di bawah Perdana Menteri Adel Abdel Mahdi.