Setiap orang tentu memiliki harapan, ambisi ataupun cita-cita dalam hidupnya. Cita-cita itulah yang membuat seseorang memacu diri dan mengerahkan potensi untuk berjuang meraihnya.
Cita-cita pulalah yang membuat manusia menjadi makhluk ciptaan Tuhan yang lebih mulia dan beradab daripada makhluk lainnya. Tanpa adanya cita-cita, seseorang hanyalah jasad yang hidup, makan, minum dan tidur di muka bumi tanpa memiliki nilai dalam hidupnya.
Namun seringkali dalam menggapai cita-cita, kamu dihadapkan oleh berbagai rintangan dan halangan yang terkadang membuat down dan menyerah. Padahal seharusnya, rintangan dan halangan tersebut tidak boleh menyurutkan tekad dan semangat kamu dalam meraih apa yang kamu inginkan. Tentu saja selama apa yang kamu inginkan itu sesuatu yang baik untuk masa depan kamu.
Agar menyerah dalam meraih cita-cita, maka ubah cara pandang terhadap rintangan dan cobaan hidup. Agar hal tersebut tidak membuatmu menjadi terpuruk, melainkan sebaliknya membuat diri kamu semakin maju. Ada baiknya kamu mencerna apa yang disampaikan oleh Katherine Mac Kenett ini.
Kalimat di atas jika diterjemahkan secara bebas memiliki arti kurang lebih, “Setiap menyaksikan seseorang yang kuat, aku menjadi ingin tahu hal berat apa yang telah dihadapi dalam hidupmu? Karena pegunungan tidaklah muncul tanpa adanya gempa bumi.”
Mountain do not rise without earthquakes adalah kutipan yang menunjukkan bahwa hal yang hebat tidaklah terlahir tanpa adanya guncangan kehidupan. Maka setiap kali kamu menghadapi permasalahan hidup, jadikanlah hal itu semacam gempa yang akan membangun pegunungan dalam hidupmu.
Agar pantang menyerah, cobalah belajar pada kisah hidup orang-orang hebat di sekelilingmu. Sebut saja dari penyanyi asal Indonesia yang telah berkarir di dunia internasional, Agnez Mo.
Mungkin kamu hanya akan melihat betapa suksesnya ia. Jika kamu menggali kehidupannya bagaimana sampai akhirnya dia berhasil meraih kesuksesan, kamu akan menemukan bahwa ada perjuangan berat dan pantang menyerah yang telah dia lakukan selama ini.
Ibarat angsa yang nampak berenang dengan sangat anggun, nam di balik permukaan air ada kaki-kaki kecil yang mengayuh tanpa henti. Hal yang tidak nampak namun ternyata itulah yang menggerakkan angsa. Untuk itulah kamu harus terus bergerak dalam meraih cita-cita. Karena tanpa bergerak, tak akan ada hal yang bisa kamu hasilkan.
Selain untuk terus bergerak dan berusaha, di sisi lain kamu juga harus bersabar. Bersabar bukan berarti tidak berusaha sama sekali. Melainkan bersabar dalam usaha yang kamu kerjakan. Seperti halnya seekor ulat, jika dia ingin menjadi kupu-kupu dia harus bersabar terkurung dalam kepompong selama berminggu-minggu.
Hal ini juga berlaku untuk kamu. Dengan bersabar dalam usaha dan menjadi kepompong, percayalah suatu saat kamu akan menjelma menjadi kupu-kupu yang indah memesona. Lihatlah, pada akhirnya ulat yang hanya bisa merayap di dedaunan bisa meraih cita-citanya untuk terbang. Percayalah, kamu pun bisa meraih apa yang dicita-citakan.
Jika pada akhirnya gagal dalam meraih cita-cita yang telah diusahakan, kamu tidak perlu menyesal dan berkecil hati. Berdoalah semoga Tuhan menggantikan dengan yang lebih baik. Yakinlah Tuhan lebih tahu apa yang terbaik untuk hidupmu.
Selain itu, dengan segala usaha yang kamu kerjakan setidaknya kamu sudah mencoba dan tidak menyerah duluan. You’ll never know until you have tried. Kamu tidak akan pernah tahu sampai kamu mencobanya, 'kan?
Ingatlah bahwa proses lebih penting daripada hasil. Jangan pernah menganggap usaha kamu sia-sia. Bukan hasil yang semata bisa mengubah jalan hidupmu, melainkan pula usaha yang telah dikerjakan. Percayalah bahwa setiap usaha dan setiap gerak akan berkontribusi dalam meningkatkan kualitas dan kapasitas dirimu menjadi pribadi yang lebih hebat.
Jangan pernah menyerah dalam meraih cita-cita. Teruslah berjuang dan teruslah bermimpi, niscaya setiap mimpimu akan terwujud. Kata Andrea Hirata, “Bermimpilah! Maka Tuhan akan memeluk mimpi-mimpi itu!”