Suara.com - Dalam rangka kampanye Gerakan Nasional Literasi Digital di Indonesia, Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) bersama dengan Gerakan Nasional Literasi Digital (GNLD) Siberkreasi menyelenggarakan Workshop Literasi Digital, Jumat, 7 Juli 2023, di Jawa Barat.
Tema yang diangkat adalah “Pemanfaatan Media Sosial untuk Promosi Produk dan Meraup Cuan” dengan menghadirkan narasumber Chief Operating Regional ACSB East Java Muhajir Sulthonul Aziz; Founder DIID dan Creative Director SofiaDewi.Co Sophie Tobelly; serta Ketua Umum Sobat Cyber Indonesia Virna Lim.
Berdasarkan Survei Indeks Literasi Digital Nasional Indonesia yang diselenggarakan oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) dan Katadata Insight Center pada tahun 2021 disebutkan bahwa Indonesia masih berada dalam kategori “sedang” dengan angka 3,49 dari skala 5. Dalam merespons hal tersebut, Kemenkominfo menyelenggarakan “Workshop Literasi Digital” dengan materi yang didasarkan pada empat pilar utama literasi digital, yaitu kecakapan digital, etika digital, budaya digital, dan keamanan digital.
Mengutip survey dari Hootsuite, pada 2022, pengguna internet di seluruh dunia mencapai 5,1 miliar orang. Dari jumlah tersebut, yang menggunakan media sosial sebanyak 4,7 miliar orang. Di Indonesia, pengguna internet mencapai 73,7 % dari total populasi Indonesia atau sekitar 204,7 juta. Untuk media sosial, platform yang paling banyak digunakan warga Indonesia adalah Whatsapp, Instagram, Facebook, lalu Tiktok di tempat terakhir.
Dalam paparannya, Muhajir Sulthonul Aziz menjelaskan, di tengah kemajuan teknologi digital saat ini banyak cara yang dapat dilakukan untuk meraup cuan. Beberapa di antaranya adalah lewat lokapasar, pemasaran digital, media sosial, drop shipping, pekerjaan lepas, affiliate marketing, serta perdagangan aset kripto. Media sosial adalah salah satu pilihan yang mudah bagi banyak orang untuk meraup cuan.
“Media sosial memungkinkan Anda mencapai audiens yang lebih luas secara global. Dengan platform seperti Facebook, Instagram, Twitter, dan LinkedIn, Anda dapat terhubung dengan ribuan atau bahkan jutaan pengguna potensial. Mereka adalah peluang pasar yang sangat besar dan efektif lewat media sosial untuk pemasaran produk Anda,” ujar Muhajir.
Melalui media sosial, lanjutnya, pedagang atau penjual bisa berinteraksi langsung dengan pelanggannya. Media sosial juga memungkinkan seseorang untuk berkolaborasi dan menjalin kemitraan dengan pemilik bisnis atau influencer yang sejalan dengan industri kita. Apalagi, media sosial memiliki alat analisis yang kuat yang dapat membantu melacak dan mengukur kinerja promosi atau kampanye seseorang.
Senada dengan Muhajir, Sophie Tobelly menjelaskan, media sosial bisa menjadi sarana pemasaran digital yang sangat efektif. Yang ia maksud dengan pemasaran digital adalah serangkaian kegiatan lembaga dan proses untuk menciptakan, mengomunikasikan, menyampaikan, dan bertukar penawaran yang memiliki nilai bagi pelanggan, klien, mitra, dan masyarakat. Pemasaran digital secara sederhana juga bisa diartikan sebagai pemasaran atau promosi barang maupun produk secara digital.
“Pemasaran digital memiliki strategi untuk mendekatkan konten pemasaran yang fokus pada pendistribusian konten yang bernilai, relevan, dan konsisten untuk menarik dan memperoleh perhatian audiens dengan tujuan menggaet pelanggan baru,” ucapnya.
Baca Juga: Deretan Artis yang Mencoba Tren Aplikasi Thread, Ada Kiky Saputri hingga Fadil Jaidi
Sophie juga mengenalkan istilah social media marketing, yaitu aktivitas menggunakan media sosial sebagai sarana untuk memasarkan produk. Media sosial juga menyediakan sarana iklan berbayar yang dapat dikelola untuk optimasi pemasaran bisnis tertentu. Model ini banyak dilakukan oleh berbagai platform media sosial, seperti Facebook, Twitter, Instagram, dan TikTok.