Sandi mengaku mendapat informasi dari film Badarawuhi menciptakan 1000 orang lapangan pekerjaan. Sedangkan film-film yang small budget juga rata-rata menciptakan 100 sampai 200 lebih lapangan pekerjaan. “Berarti ini lapangan kerja yang sangat dibutuhkan oleh masyarakat kita,” ucap Sandiaga.
Selain itu, berkat adanya film “Laskar Pelangi” yang dibuat di Belitung Timur, Kepulauan Bangka Belitung, membuat daerah tersebut menjadi tempat destinasi wisata yang diminati oleh masyarakat luar.
“Belitung itu destinasi wisata yang terdorong industri perfilman, Laskar Pelangi itu ternyata mampu meningkatkan kunjungan sampai 37 persen (di Belitung), 24 penerbangan (ke Belitung. Jadi ini yang luar biasa,” tutur Sandiaga.
Sandiaga mengatakan bahwa pemerintah mempunyai tiga slogan “an” dalam mendukung sesuatu sektor termasuk industri perfilman, pertama anggaran, kedua kebijakan dan ketiga kehadiran.
“Kami di sini mudah-mudahan tiga tiganya bisa tetap deliver untuk industri perfilman nasional. Anggaran yang terbatas mudah-mudahan bisa ditingkatkan, tapi kebijakan juga mengenai keselamatan kerja, maksimal jam kerja juga keselamatan dan keamanan aktor,” ujar Sandiaga.
Sedangkan menegaskan bahwa pemerintah akan siap hadir untuk mendukung industri perfilman Indonesia sehingga bisa bersaing dengan perfilman luar negeri.
“Kita punya film film pendek yang perlu kita bantu, yang selama ini belum tersentuh komersialisasinya. Jadi kami menyelenggarakan festival film bulanan, dan baru saja kemarin kita meluncurkan Hari Film Nasional ke-74 di Untirta, Serang. Ini untuk mendmokratisasi perfilman Indonesia, bukan hanya di kota kota besar tapi juga di seluruh wilayah Nusantara,” kata Sandiaga.
Setiap produksi film yang dihasilkan, ada begitu banyak insan perfilman yang dilibatkan mulai dari juru kamera, penata cahaya, penata artistik, penata musik, penulis naskah, sutradara dan produser. Yang tak kalah penting adalah para pemeran yakni aktor dan aktris. Mereka merupakan pekerja-pekerja seni yang mempertaruhkan segenap kemampuan dan profesionalitasnya untuk menghasilkan karya film berkualitas dan layak ditonton oleh masyarakat. "Tidak tertutup kemungkinan film Indonesia suatu saat nanti bisa menjadi nominasi (penghargaan) Oscar. Syukur-syukur bisa menang", pungkas nya.
Perayaan Hari Film Nasional merupakan momen yang penting bagi komunitas perfilman Indonesia. Utamanya untuk bersatu dan merayakan keberagaman dan kekayaan budaya yang dihasilkan oleh industri film nasional.
Baca Juga: Mengubah Mimpi Menjadi Kenyataan dalan Film Kukejar Mimpi
Apa yang dilakukan PARFI’56 dalam perayaan Hari Film Nasional 2024 ini merupakan langkah positif untuk menempatkan film Indonesia yang berjaya dan menjadi tuan rumah di negeri sendiri. Untuk amplifikasi dan suksessnya gerakan semacam ini tidak lepas dari peran media, dan PARFI’56 bekerjasama dengan berbagai pihak seperti Kemenparekraf dan Kemendikbudristek. “Harapan kami dari PARFI‘56 dan entitas perfilm-an dengan gerakan semacam ini dapat membangkitkan antusias dan kecintaan masyarakat terhadap Film Indonesia yang pada akhirnya melalui film dapat menjadi perekat persatuan di masyarakat yang berbudaya dan kreatif,” Tutup Marcella Zalianty.