“Saya sendiri pernah beberapa kali dapat beasiswa, seperti Top 1% Asean Partner Scholarship Award sebesar AU$22.500 dan beasiswa dari Binus International University. Tips seperti itu yang akan saya bagikan lewat konten-konten saya, biar teman-teman bisa termotivasi,” kata Joseph.
Menariknya tidak semua kisah hidup Joseph di dunia sekolah berjalan mulus, tapi ada juga kerikil-kerikil yang ia rasakan. Yang paling diingat anak bungsu dari dua bersaudara ini adalah ketika ia masih duduk di bangku SMP. Joseph bercerita ia sering dijahili teman-temannya. Terkadang kalau ada ulangan atau ujian sekolah, ada temannya yang sengaja tidak belajar karena mengharapkan semua jawaban dari dirinya. Begitupun kalau kerja kelompok, tugas Joseph terkadang lebih berat dibanding teman-temannya yang lain.
“Hehe … teman-teman memang ada yang suka jahil. Tapi saya sih senang saja bisa membantu mereka,” tawa Joseph merebak mengenang masa-masa SMP-nya.
Meski begitu bukan berarti kehidupan Joseph semasa sekolah dan kuliah dulu hanya diisi dengan belajar. Buktinya, ia juga pernah ikut turnamen game online waktu kuliah di Amerika dan pernah beberapa kali menang. Joseph mengaku ia memang memilih bermain game online seperti Mobile Legends untuk mengisi waktu senggangnya agar kehidupannya tetap berimbang.
“Jangan sampai saya jadi ansos (anti sosial) karena banyak belajar. Sebisanya kehidupan saya harus tetap balance. Ada saatnya untuk belajar dan ada saatnya bermain game online bareng teman-teman,” ujarnya.
Ketika ditanya apakah di usia 22 tahun ini ia sudah memiliki pacar? Joseph langsung terbahak. Akunya sampai saat ini ia belum menemukan gadis idamannya.
“Padahal kriteria saya nggak macam-macam, saya cuma berharap dapat pacar yang IPK-nya 4, biar seimbang. Dan, ternyata sampai sekarang belum ketemu, nyarinya susah juga ya, haha …” tukas Joseph menutup obrolan.