Maulid dilaksanakan di malam hari diisi dengan syair-syair pemujaan terhadap raja dan nuansanya sangat kental dengan politik. Peringatan maulid pernah dilarang pada masa pemerinahan al-Afdhal Amirul Juyusy, karena dianggap bid'ah.
Tradisi peringatan hari lahir Muhammad saw dihidupkan kembali di masa Sultan Salahuddin al-Ayyubi. Berdasarkan hal ini, Sultan Salahuddin pun diangap sebagai raja pertama yang mengadakan perayaan maulid nabi.
Hal ini bisa dipahami karena ia adalah sosok yang menghidupkan kembali tradisi peringatan Maulid Nabi yang sudah dilarang dan pelaksanaannya juga tidak berhubungan sama sekali dengan kepentingan politik.
Akan tetapi, selama Perang Salib melawan bangsa-bangsa Eropa, Sultan Salahuddin al-Ayyubi memanfaatkan peringatan maulid Nabi sebagai momen untuk membakar semangat juang umat Islam.
Dalam peringatan Maulid Nabi tersebut disampaikan kegigihan Rasulullah saw dalam memperjuangkan umat Islam menghadapi serangan kaum kafir.
Sultan Salahuddin menginstruksikan kepada jamaah haji agar sepulang dari menunaikan ibadah haji, mereka memperingati Maulid Nabi di rumah masing-masing setiap tanggal 12 Rabiul Awal. Melalui berbagai macam kegiatan, peringatan Maulid Nabi Muhammad saw pun mampu membangkitkan semangat jihad pasukan Islam.
Perayaan yang awalnya berskala lokal di area Istana dan tidak rutin pun berubah menjadi gerakan skala global untuk membakar semangat muslimin selama menghadapi tentara Salib tersebut.
Demikian itu sejarah Maulid Nabi Muhammad Saw lengkap dari kapan diserukan untuk dilaksanakan sampai penentuan tanggal pelaksanaannya. Semoga dapat dipahami.
Kontributor : Mutaya Saroh
Baca Juga: Contoh Pidato Maulid Nabi Muhammad SAW Singkat Namun Padat Makna