Suara.com - Nama Apriyani Rahayu dan Greysia Polii hingga kini masih dielu-elukakan rakyat Indonesia menyusul keberhasilan mereka menggondol medali emas Olimpiade Tokyo, Senin (2/8/2021).
Sebagaimana diketahui, bulu tangkis atau badminton salah satu jenis olahraga yang dapat dimainkan semua golongan usia baik anak-anak, remaja, dewasa hingga tua.
Olahraga ini juga dapat dimainkan oleh semua golongan tidak hanya kalangan elit dan berkelas, namun dapat dimainkan oleh orang-orang dengan ekonomi pas-pasan.

Dengan bermodalkan raket dan net, bulu tangkis dapat dimainkan secara ganda baik sesama putra, sesama putri, putra-putri ataupun secara tunggal.
Permainan ini digemari hingga ke pelosok-pelosok, tidak terkecuali Kabupaten Konawe, Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra).
Siapa yang menyangka, daerah ini melahirkan seorang putri dan berhasil mengharumkan nama bangsa Indonesia melalui bulu tangkis di ajang Olimpiade Tokyo 2020.
Gadis itu bernama Apriyani Rahayu, atlet bulu tangkis kelahiran Desa Lawulo, Kecamatan Anggaberi, Kabupaten Konawe, Sulawesi Tenggara (Sultra).
Gadis yang lahir pada 29 April 1998 lalu, telah mengukir sejarah bersama rekannya Greysia Polii.
Bersama Greysia Polii, Apriyani sukses meraih medali emas di cabang badminton ganda putri Olimpiade Tokyo 2020 setelah menyingkirkan ganda putri China Chen Qing Chen/Jia Yi Fan pada Senin, dengan angka 21-19, 21-15.
Baca Juga: Olimpiade Tokyo: Tim Israel Minta Maaf usai Lakukan Aksi Konyol di Ranjang
Apriyani, si bungsu dari empat bersaudara itu merupakan buah hati dari pasangan Ameruddin Pora dan Siti Jauhar (almarhum).