"Dengan mengadakan latihan di Machida, diharapkan kondisi fisik atlet bisa beradaptasi dengan suhu dan cuaca saat pertandingan nanti," tambah Kunto.
Machida bukan tempat baru bagi atlet para-badminton Indonesia. Pada 2017, skuad Merah Putih pernah melakukan pelatnas di Machida yang berjarak sekitar 45 km dari pusat kota Tokyo, untuk tampil ke kejuaraan dunia.
"Semua atlet sudah cukup mengenal lingkungan dan cuaca di Machida. Bahkan ada beberapa warga di sini yang masih ingat dengan nama pemain kita,” kata Kunto.
Adapun dalam Paralimpiade Tokyo, para-bulu tangkis merupakan cabang olahraga debutan.
Indonesia mengirimkan tujuh atlet terbaik dan diharapkan meraih satu medali emas. Mereka adalah Ukun Rukaendi, Hary Susanto, Fredy Setiawan, Leani Ratri Oktila, Khalimatus Sadiyah, Suryo Nugroho, dan Dheva Anrimusthi.
Atlet didampingi oleh team manager para-bulu tangkis Sapta Kunta Purnama dan pelatih Yunita Ambar Wulandari.
Selama di Machida, tim para-badminton menginap di Rembrant Hotel dan menjalani latihan di Machida Gymnasium hingga 25 Agustus.
Setelah itu, mereka bertolak ke Desa Atlet Paralimpiade dan berlatih kembali di Bunkyo Sports Center sebelum bertanding di Yoyogi National Stadium mulai 1 September. [Antara]
Baca Juga: Paralimpiade Tokyo: Ni Nengah Widiasih Manfaatkan Waktu Jaga Kebugaran